pengertian citra merek, promosi, dan keputusan pembelian



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seiring perkembangan zaman dari tahun ke tahun, era yang modern menuntut segala hal menjadi modern.Hal ini sebagai peluang sekaligus menjadi tantangan bagi pelaku bisnis termasuk dalm bidang teknologi. Di zaman yang modern ini manusia sekarang tidak mau direpotkan, tetapi segala sesuatunya ingin di dapatkan dengan cara mudah dan instan membuat manusia membutuhkan teknologi yang canggih untuk mencari informasi dalam meningkatkan pengetahuannya.
            Kemajuan teknologi yang berkembang pesat menjadikan manusia mengubah gaya hidupnya dalam memenuhi kebutuhan informasi dari waktu ke waktu. Teknologi sangat berpengaruh bagi manusia dalam aktivitas kehidupanya sehari-hari. Berbagai macam alat komunikasi di gunakan untuk mempermudah manusia dalam berinteraksi satu dengan yang lainya. Perkembangan teknologi tersebut banyak perusahaan menciptakan inovasi baru dan mencari peluang dalam bidang teknologi dengan alat komunikasi berupa gadget sehingga menimbulkan persaingan di dalamnya. Persaingan tersebut menimbulkan munculnya beberapa macam produk dengan berbagai macam keunggulan di antaranya produk elektronik berupa handphone, laptop, tablet, I phone, smartphone dan sebagainya.
            Pada dasarnya manusia tidak terlepas dari gadget untuk melakukan komunikasi dengan orang lain, Oleh sebab itu muncul banyaknya persaingan teknologi pada era globalisasi ini, Semakin banyaknya pesaing dalam produk gadget semakin banyak pula pilihan bagi konsumen dalam memilih produk yang diinginkan dan sesuai dengan apa yang di harapakanya. Persaingan yang semakin ketat pada bidang tekologi menjadi factor utama suatu perusahaan yang mendorong munculnya sebuah gagasan atau ide-ide baru untuk dapat membentuk suatu produk barang atau jasa yang memberikan nilai lebih kepada para konsumenya.
            Pada saat ini banyak perusahaan memunculkan ide untuk meluncurkan produk handphone pintar yang didalamnya terdapat fitur-fitur menarik, dapat berkomunikasi jarak jauh dengan orang lain melalui jejaring social,bermain game, berbisnis dan aplikasi internet yang semua orang dapat mengaksesnya dengan mudah untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Kehadiran perangkat mobile tersebut semakin menjamur di pasaran dengan harga murah dan berbagai macam keunggulan-keunggulan produk yang di promosikan pada konsumen. Harga perangkat gadget tersebut membuat penyebaran menjadi lebih luas dan lebih cepat. Banyak pesaing-pesaing baru bermunculan di tengah maraknya handphone pintar yang bias digunakan apa saja sesuai dengan kebutuhan manusia mencari informasi.
            Persaingan yang semakin ketat menyebabkan perusahaan sulit untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Banyaknya pesaing dalam pasar dengan segala macam produk yang ditawarkan dari keunggulan produk tersebut membuat perusahaan semakin sulit bersaing. Perusahaanpun dituntut untuk mampu bersaing secara kompetitif dengan mempengaruhi konsumen dan mempertahankan pelanggan di perusahaan tersebut. Perusahaan harus mampu mengenal apa yang menjadi kebutuhan dan harapan para konsumen saat ini dan yang akan dating. Sehingga perusahaan tersebut dapat memenangkan persaingan dengan dituntut melakukan strategi pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan dan dapat meraih pangsa pasar yang ada,juga mempertahankan produknya.
Perkembangan teknologi dalam pembangunan telekomunikasi di Indonesia bertujuan memberikan pelayanan yang memadai kepada masyarakat dan pemakai jasa telekomunikasi.Seiring semakin ketatnya persaingan di dunia industry baik secara langsung atau tidak langsung,tidak terkecuali industry indormasi dan telekomunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi sangat pesat memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perusahaan jasa telekomunikasi di Indonesia . Seiring berjalanya zaman dari waktu ke waktu teknologi yang semakin meningkat sehingga bemunculan pesaing-pesaing dalam perusahaan komunikasi,yang ingin meraih peluang dan keuntungan dalam dunia komunikasi.

            Handphone pintar atau juga biasa dikenal sebagai smartphone adalah salah satu generasi penerus terbaru dari handphone konvensional (standar) yang sudah di dukung dengan spesifikasi atau komponen yang lebih lengkap dan lebih canggih dari handphone model lama dan mirip dengan sebuah  Komputer,seperti adnya dukungan sebuah prosessor, sistem (OS), RAM atau memori ,serta memori penyimpanan yang lebih besar.Oleeh karena itu handphone merupakan alat komunikasi yang paling praktis digunakan untuk mencari insormasi dalam keadaan apapun, Pada saat ini handphone pintar banyak dijual di pasar dan meningkat pesat tingkat penjualanya.

            Pada tahun 1974,Kelompok ini berkembang menjadi bisnis semi konduktor dengan mengakuisi korea semi konduktor yang merupakan salah sat pembuat chip pertama di dalam negeri pada saat itu. Pada 1981 ,Samsung elelctrikc industries telah memproduksi lebih dari 10 juta unit TV hitam-putih. Pada bulan februari tahun 1983, pendiri Samsung lee byung-chull, membuat pengumuman bahwa Samsung akan menjadi penjual DRAM (dynamic random acces memory), satu tahun kemudian, Samsung menjadi perusahaan ketiga di dunia yang mengembangkan DRAM 64kb  
            Menurut simamora (2003:21),Dalam membentuk brand image,kita memasuki dunia persepsi. Image adalah persepsi yang relative konsisten dalam jangka panjang (enduring perception) .Tidak mudah membentuk brand image, tetapi sekali terbentuk tidak akan mudah mengubahnya.
            Merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen bias individual atau organisasi untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor tertentu. Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung pada bagaimana pemereken produk tersebut. Merek juga melaksanakan fungsi yang berharga bagi perusahaan, merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah memilih produk kembali, Loyalitas merek memberikan tingkat permintaan yang aman dan dapat diperkirakan bagi perusahaan, dan menciptakan penghalang yang mempersulit perusahaan lain untuk memasuki pasar. (Philip Kotler dan kevin lane keller : 2009).
            Merek yang ditawarkan perusahaan menjadi factor terhadap keputusan       pembelian padahandphone, salah satunya pada merek samsung jenis android . Dilihat dari merek-merek telpon handphone yang lainya, namun  Apple IOS yang terus meningkat dari penjualan dan pangsa pasarnya menjadi masalah bagi samsusng jenis android. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan siti Hamidah dan Desi Anita pada tahun 2003 dengan hasil bahwa variabel citra merek,  desain, fitur, memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil uji hipotesis didapat bahwa ketiga variabel tersebut memiliki pengaruh simultan dan persial terhadap keputusan pembelian konsumen.
            Berdasarkan dengan fenomena dan latar belakang tersebut,maka peneliti tertarik bermaksud melakukan penelitian tentang “Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Handphone berbasis Android (studi pada Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2015 Universitas Singaperbangsa Karawang “.
1.2 Identifikasi Masalah
            Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah ini adalah:
1.      Produk-produk yang beredar dipasaran sangat beragam menyebabkan persaingan antar dunia bisnis khususnya di dunia  alat komunikasi sangat telat.
2.      Produsen bersaing melakukan inovasi untuk membuat produk berbagai jenis alat komunikasi yang benar-benar diminati oleh konsumen.

1.3 Pembatasan Masalah

        Dari latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana diuraikan diatas, maka peneliti merasa perlu melakukan pembatasan masalah yang akan diteliti.

Adapun pembatasan  masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1.       Penelitian ini berada dalam kajian bidang ilmu manajemen khususnya di bidang pemasaran.
2.      Penelitian ini bersifat mengkaji dan menjelaskan pengaruh citra merek dan Promosi terhadap keputusan pembelian Handphone berbasis android di lingkungan Mahasiswwa Fakultas EKonomi dan Bisnis Universitas Singaperbansa Karawang.
3.      Metode yang digunakan berupa metode kuantitatif dengan menggunakan metode Path Analiysis.
4.      Alat bantu analisi menggunakan SPSS 16.0
5.      Responden yang akan diambil yaitu mahasiswa sebagai konsumen pengguna Handphone berbasis android  Prodi Manajemen Angkatan 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA.

1.4 Perumusan Masalah
Dari latar belakang identifikasi masalah sebagaimana diuraikan diatas maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana citra merek Handphone berbasis android di lingkungan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA?
2.       Bagaimana promosi Handphone berbasis android di lingkungann mahasiswa Fakultas EKonomi dan Bisnis UNSIKA?
3.      Bagaiaman keputusan pembelian Handphone berbasis android dilingkungan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA?
4.      Apakah terdapat korelasi antara citra merek dan promosi terhadap keputusan pembelian Handphone Berbasis android dilingkungan Fakultas Ekonnomi dan Biansnis UNSIKA?
5.      Apakah terdapat pengaruh persial citra merek dan promosi terhadap keputusan pembelian Handphone Berbasis android dilingkungan Fakultas Ekonnomi dan Biansnis UNSIKA?
6.      Apakah terdapat pengaruh  citra merek dan promosi terhadap keputusan pembelian secara simultan Handphone Berbasis android dilingkungan Fakultas Ekonnomi dan Biansnis UNSIKA?

1.5 Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui, menjelaskan dan menganalisis citra merek Handphone berbasis android di lingkungan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA.
2.      Untuk mengetahui, menjelaskan dan menganalisis promosi Handphone  berbasis android di lingkungan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA.
3.      Untuk mengetahui, menjelaskan dan menganalisis keputusan pembelian Handphone berbasis android di lingkungan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA.
4.      Untuk mengetahui, menjelaskan dan menganalisis korelasi antara citra merek dan promosi Handphone berbasis android dilingkungan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA.
5.      Untuk mengetahui, menjelaskan dan menganalisis pengaruh antara citra merek dan promosi terhadap keputusan pembelian  secara persial   Handphone berbasis android dilingkungan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA.
6.      Untuk mengetahui, menjelaskan dan menganalisis pengaruh antara citra merek dan promosi terhadap keputusan pembelian  secara simultan Handphone Berbasis android dilingkungan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA.
           
1.6 kegunaan penelitian
1.      Kegunaan Teoritis
Dengan diketahuinya korelasi, pengaruh parsial dan pengaruh simultan dari citra merek dan promosi terhadap keputusan pembelian pada handphone berbasis android maka akan bermanfaat secara teoritis untuk menambah dan memperdalam penegetahusn bagi perkembangan ilmu ekonomi manajemen dalam bidang manajemen pemasaran khususnya perilaku konsumen yang mencakup citra merek, promosi dan keputusan pembelian. Maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan), melalui pendekatan-pendekatan baru dalam aspek manajemen pemasaran yang menyangkut pengaruh citra merek dan promosi terhadap keputusan pembelian handphone berbasis android, sehinnga penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi akademi dalam mengembangkan teori manajemen pemasaran.
2.      Kegunaan Praktis
Dengan diketahuinya korelasi, pengaruh parsial dan simultan dari citra merek dan promosi terhadap keputusan pembelian pada handphone berbasis android maka akan bermanfaat secara praktis untuk dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi pihak universitas dalam menganilisis pengaruh citra merek dan promosi terhadap keputusan pembelian handphone berbasis android. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis(guna laksana) yaitu memberikan sumbangan pemikiran kepada Perusahaan handphone android dalam menganalisis pemasaran produknya untuk meningkatkan penjulan handphone berbasis android.
1.7 Tempat dan Waktu Penelitian
        Adapun Kegiatan penelitian yang dilaksanakan, yaitu :
1.      Tempat Penelitian, pelaksanaan penelitian ini dilkasanakan di Fakultas ekonomi dan Bisnis Univesitas Singaperbangsa Karawang yang berlokasi di Jl. H.S. Ronggowaluyo Telukjambe,  Karawang 41361.
2.      Waktu Penelitan, Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai bulan juli 2015, dengan jadwal kegiatan pada tale 1.3 sebagai berikut:
No.
Kegiatan
Waktu penelitian
Minggu ke-8
Minggu ke-9
Minggu ke-10
Minggu ke-11
Minggu ke-12
Minggu ke-13
Minggu ke-14
1
Pembuatan judul







2
BAB I







3
BAB II







4
BAB III







5
Pengumpulan Data







6
Kuesioner







7
BAB IV







8
BAB V














Table.1.3







BAB II
LANDASAN TEORI
2.1  Manajemen
2.1.1  Pengertian Manajemen
            Manajemen adalah suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Manajemen tidak hanya dilakukan oleh suatu perusahaan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari seperti mengatur diri sendiri, keluarga, kelompok atau organisasi yang lainnya. Dengan manajemen yang baik maka setiap kegiatan dalam proses mencapai tujuan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya berikut definisi manajemen menurut para ahli:
            Menurut Malayu S.P Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
            Menurut G.R. Terry, manejemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
            Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel, manajemen merupakan usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang laih. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
            Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh beberapa para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah seni ilmu untuk mengatur pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.1.2  Kajian Teori Manajemen
            Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian) sedangkan kebutuhan tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab ini maka terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai (Hasibuan, 2009:3)
            Pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan selalu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sasaran (objectives) dan tujuan (goals). Sasaran merupakan hasil yang diinginkan atau target yang akan dicapai pada suatu waktu tertentu. Sasaran sifatnya spesifik, menyatakan apa yang akan diselesaikan dan mengindikasikan kapan hal itu akan dicapai. Tujuan merupakan petunjuk umum yang dinyatakan secara luas tentang apa yang akan dicapai oleh perusahaan atau individu (Pandji Anoraga, 2009:112)
            Manajemen sebagai suatu proses dipandang sebagai rangkaian kegiatan sari fungsi-fungsi manajemen untuk mengkoordinir dan mengintregasikan penggunaan sumber daya yang ada dalam perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut Skinner dalam Pandji Anoraga (2009:114) fungsi manajemen meliputi :
1.      Perencanaan (planning) merupakan fungsi paling awal yang merupakan pedoman kearah mana tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.      Pengorganisasian (organizing) merupakan fungsi manajemen yang mengelompokkan orang memberikan tugas, menjalankan tugas misi.
3.      Susunan kepegawaian (staffing) merupakan fungsi manajemen untuk menyeleksi, menempatkan, melatih (training) dan mengembangkan pegawai.
4.      Pengarahan (directing) merupakan fungsi manajemen untuk mengarahkan dab memberikan perintah.
5.      Pengendalian (controlling) merupakan suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas aktual perusahaan sesuai dengan yang telah direncanakan.



2.2   Manajemen Pemasaran
2.2.1  Pengertian Pemasaran
            Pemasaran merupakan proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Inti dari pemasaran adalah mengidentifikasi dan memnuhi kebutuhan manusia dan social. Berikut adalah pengertian pemasaran menurut para ahli :
            Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2008:6), pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai denfan yang lain.
            Menurut American Marketing Association dalam kotler dan keller (2009:5): pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomuniasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingan.
            Menurut Hermawan Kertajaya dalam buku Buchari Alma (2013:3), pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, perubahan values dari suatu inisiator keopada stakeholdernya.
            Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah serangkaian kegiatan dalam merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk atau jasa melalui pertukaran untuk memuaskan kebutuhan konsumen.
2.2.2  Pengertian Manajemen Pemasaran
            Manajemen pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan menetapkan laba. Berikut adalah pengertian manajemen pemasaran menurut para ahli:
            Phillip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009:5) mengemukakan pendapat: Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, ,enyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
            Menurut Ben M. Enis dalam buku Buchari Alma (2013:130) bahwa : Manajemen pemasaran ialah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau oleh perusahaan.
            Dari pendapat oara ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah serangkaian proses penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program pemasaran untuk mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nialai pelanggan yang unggul guna mencapai tujuan organisasi.
2.2.3  Kajian Teori Manajemen Pemasaran
            Organisasi tentunya mempunyai gagasan mengenai tingkat transaksi yang diinginkan dengan pasar target. Pada suatu waktu, tingkat permintaan aktual dapat berada dibawah, sama, atau diatas tingkat permintaan yang di inginkan. Artinya, mungkin terjadi keadaan dimana tidak ada permintaan, permintaan lemah, permintaan memadai, permintaan berlebihan dan seterusnya. Manajemen pemasaran harus berhadapan dengan berbagai keadaan yang berbeda ini (Pandji Anoraga, 2009:217).
            Ada delapan keadaan permintaan yang mungkin terjadi menurut Philip Kotler dan Kevin L Keller (2009:8) yaitu:
1.      Permintaan negative yaitu konsumen tidak menyukai produk dan berusaha menghindarinya.
2.      Permintaan yang tidak ada yaitu konsumen mungkin tidak sadar akan atau tidak tertarik pada produk.
3.      Permintaan laten yaitu konsumen mungkin memiliki suatu kebutuhan yang kuat yang tidak bisa di penuhi produk yang ada.
4.         Permintaan yang menurun yaitu konsumen mulai jarang membeli produk atau tidak membeli sama sekali.
5.      Permintaan tidak teratur yaitu konsumen membeli secara musiman, bulanan, mingguan, harian bahkan dalam hitungan jam
6.      Permintaan penuh yaitu konsumen membeli semua produk yang dilempar kepasar.
7.      Permintaan berlimpah yaitu konsumen mau membeli produk lebih banyak darpada produk yang ada.
8.      Permintaan tak sehat yaitu konsumen mungkin tertarik pada produk yang memiliki konsekuensi social yang tidak di inginkan.
Manajer pemasaran melaksanakan tugas-tugas ini dengan menyelenggarakan riset, perencanaan, implementasi dan pengendalian pemasaran. Dalam perencanaan pemasaran, para pemasar harus mengambil keputusan mengenai “pasar target”, penentuan posisi  pasar (market positioning, pengembangan produk, penetapan harga, saluran distribusi, distribusi fisik, komunikasi dan promosi (Pandji Anoraga, 2009:220).
Selain merencanakan pemasaran, manajemen pemasaran juga harus membuat strategi pemasaran. Strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah dibidang pemasaran untuk memperoleh suatu hasil yang optimal. Strategi pemasaran mengandung dua faktor yang terpisah tapi berhubungan erat, yakni :
1.      Pasar target/sasaran yaitu suatu kelompok konsumen yang homogeny, yang merupakan sasaran perusahaan
2.      Bauran pemasaran (marketing mix), yaitu variable-variabel pemasaran yang dapat dikontrol, yang akan di kombinasikan oleh perusahaan untuk memperoleh hasil yang maksimal antara lain produk, harga, distribusi dan promosi.
Kedua faktor ini berhubungan erat. Pasar sasaran merupakan suatu sasaran yang akan dituju, sedangkan bauran pemasaran merupakan alat untuk menuju sasaran tersebut (Pandji Anoraga, 2009:231)
2.3  Citra Merek
2.3.1  Pengertian Merek
            Merek merupakan produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa fungsional, rasional, atau nyata berhubungan dengan kinerja produk dari merek. Perbedaan ini juga bisa bersifat simbolis, emosional, atau tidak nyata berhubungan dengan apa yang direpresantikan merek. Kemudian merek di definisikan menurut para ahli yaitu sebagai berikut:
            American Marketing Association dalam Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009:258) mendefinisikan bahwa:
Merek sebagai nama, istilah benda, tanda, lambing, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan merek dari para pesaing.
            Di dalam Undang-undang Merek (UU No. 19 Tahun 1992) dinyatakan pada Bab 1 (Ketentuan Umum), Pasal 1 dalam buku Buchari Alma (2013:148) bahwa:
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
            Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambing, atau desain, atau kombinasinya, bertujuan untuk mengidentifikasikan suatu barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan merek dari para pesaing serta untuk mencapai tujuan organisasi.
2.3.2  Pengertian Citra Merek
            Citra merek merupakan hasil pandangan atau penilaian konsumen terhadap suatu merek yang lebih baik atau buruk. Hal ini berdasarkan pertimbangan atau penyeleksian dengan membandingkan perbedaan yang terdapat pada beberapa merek, sehingga yang penawarannya sesuai dengan kebutuhan konsumen akan terpilih. Maka konsumen akan memiliki penilaian yang lebih pada merek tersebut.
            Berikut ini adalah pengertian citra merek menurut beberapa ahli menurut J. Supranto dan Nandan Limakrisna (2011:128), mendefinisikan bahwa:
Citra merek ialah apa yang konsumen piker atau rasakan ketika mereka mendengar atau melihat nama suatu merek atau pada intinya apa yang konsumen telah pelajari tentang merek.
            Sedangkan pengertian citra merek menurut  Fandy Tjiptono (2005:49) bahwa:
Citra merek yaitu deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.
            Ahli lainnya Aaker dalam Simamora (2003:96) menyatakan bahwa: citra merek adalah seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara para pemasar. Asosiasi-asosiasi merek itu menyatakan apa sesungguhnya merek dan apa yang dijanjikannya pada konsumen.
            Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa citra merek merupakan sekumpulan asosiasi merek yang diciptakan dan dipelihara pemasar sehingga terbentuk dan melekat dibenak konsumen.
2.3.3  kajian Teori Citra Merek
2.3.3.1  Tipe Utama Merek
            Menurut (whitwell, et al, 2003) dalam Fandy Tjiptono (2014:116), secara garis besar terdapat 3 (tiga) tipe utama merek, dimana masing-masing memiliki citra merek yang berbeda.
1.      Attribute brands, yaitu merek-merek yang mampu mengkomunikasikan keyakinan/kepercayaan terhadap atribut fungsional produk. Kerapkali sangat sukar bagi konsumen untuk menilai kualitas dan fitur secara obyektif atas begitu banyak tipe produk, sehingga mereka cenderung memilih merek-merek yang kelihatannya sesuai dengan kualitasnya
2.      Aspirational brands, yaitu merek-merek yang menyampaikan citra tentang tipe orang yang membeli bersangkutan. Citra tersebut tidak dapat menyangkut produknya, tetapi justru lebih banyak berkaitan dengan gaya hidup yang didambakan. Keyakinan dipegang oleh konsumen bahwa dengan merek semacam ini, akan tercipta asosiasi yang kuat dengan dirinya dengan kelompok aspirasi tertentu.
3.      Experience brands, yaitu mencerminkan merek-merek yang menyampaikan citra asosiasi dan emosi bersama (shared associations and emotions). Tipe ini memiliki citra sekedar aspirasi dan lebih berkenan dengan kesamaan filosofi antara merek dan konsumen individual. Experience brands yang sukes menekspresikan individualitas dan pertumbuhan personal.
2.3.3.2  Peran Merek
            Merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen bisa individual atau organisasi untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrik atau distributior tertentu. Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung pada bagaimana pemerekan produk tersebut. Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung pada bagaimana pemerekan produk tersebut.
            Merek juga melaksanakan fungsi yang berharga bagi perusahaan. Pertama, merek menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk. Merek membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntnasi. Merek juga menawarkan perlindungan hokum kepada perusahaan atau fitur-fitur atau aspek unit produk. Nama merek dapat dilimdumgi melalui hak paten, dan kemasan dapat dilindungi melalui hak cipta dan rancangan hak milik. Hak milik intelektual ini memastikan bahwa perusahaan dapat berinvestasi dengan aman dalam merek tersebut dan mendapatkan keuntungan dari sebuah asset yang berharga.
            Merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah memilih produk kembali. Loyalitas merek memberikan tingkat permintaan yang aman dan dapat diperkirakan bagi perusahaan, dan menciptakan penghalang yang mempersulit perusahaan lain untuk memasuki pasar. Loyalitas juga dapat diterjemahkan menjadi kesediaan pelanggan untuk membayar harga yang lebih tinggi sering kali 20% sama 25% lebih tinggi dari pada merek pesaing. Meskipun pesaing dapat meniru proses manufaktur dan desain produk, mereka tidak dapat dengan mudah menyesuaikan kesan yang tertinggal lama dipikiran orang dan organisasi selama bertahun-tahun melalui pengalaman produk dan kegiatan pemasaran. Artinya penetapan merek dapat menjadi alat yang berguna untuk mengamankan keunggulan kompetitif.
2.3.3.3  Ruang Lingkup Penetapan Merek
            Penetapan merek (branding) adalah memberikan kekuatan merek kepada produk dan jasa. Penetapan merek adalah tentang menciptakan antar produk. Pemasar harus mengajarkan tentang “siapa” produk itu pada konsumen dengan memberikan namanya dan elemen merek lain untuk mengidentifikasi produk begitu pula dengan apa yang dilakukan produk dengan mengapa konsumen harus memperhatikannya. Penempatan merek menciptakan struktur mental yang membantu konsumen mengatur pengetahuan mereka tentang produk dan jasa dengan cara yang menjelaskan pengambilan keputusan mereka dan dalam prosesnya memberikan nilai bagi perusahaan.
            Agar strategi penempatan merek berhasil dan merek dapat tercipta, konsumen harus diyakinkan bahwa ada perbedaan berarti di antara mereka dalam kategori produk dan jasa. Perbedaan merek sering berhubungan dengan atribut atau manfaat


Manfaat-manfaat Merek
No
Manfaat Merek
Deskripsi
1
Manfaat Ekonomik
a.       Merek merupakan sarana bagi perusahaan untuk saling bersaing merebutkan pasar.
b.      Konsumen memilih merek berdasarkan value for money yang ditawarkan berbagai macam merek.
c.       Relasi antara merek dan konsumen dimulai dari penjualan.
2
Manfaat Fungsional
a.       Merek memberikan peluang bagi diferensiasi. Selain memperbaiki kualitas (diferensiasi vertikal), perusahaan-perusahaan juga memperluas mereknya dengan tipe-tipe produk baru (diferensiasi horizontal).
b.      Merek memberikan jaminan kualitas. Apabila konsumen membeli merek yang sama lagi, maka ada jaminan bahwa kinerja merek tersebut akan konsisten dengan sebelumnya.
c.       Pemasar merek berempati dengan para pemakai akhir dan masalah yang akan diatasi merek yang ditawarkan
d.      Merek memfasilitasi ketersediaan produk secara luas
e.       Merek memudahkan iklan dan sponsorship
3
Manfaat psikologi
a.       Merek merupakan penyederhanaan atau simplikasi dari semua informasi produk yang perlu diketahui konsumen
b.      Pilihan merek tidak selalu didasarkan pada pertimbangan rasional. Dalam banyak kasus, faktor rmosional (seperti gengsi dan citra social) memainkan peran dominan dalam keputusan pembelian.
c.       Merek 


2.3.4  Dimensi Citra Merek
            Suatu merek yang di lancarkan oleh produsen merupakan suatu janji produsen yang sifatnya spesifik, dan benefit yang ditawarkan pada konsumen. Merek  yang baik dan terkenal menjamin adanya tingkatan mutu atau kualitas. Menurut Kotler dalam buku Buchari Alma (2013:157) menyatakan ada 6 arti merek yaitu:
1.      Attribute, (atribut) ada suatu atribut yang melekat pada suatu merek. Misalnya barang mahal, mutu bagus, tahan lama, tidak luntur dsb.
2.      Benefit, (manfaat) kata benefit diartikan sebagai  functional dan emotional benefit. Istilah tahan lama bisa dikatakan functional benefit, sedangkan barang mahal ini, dapat diarttikan emotional benefit, yang penting barang tersebut, biar mahal tapi sangat menguntungkan.
3.      Value barang, (nilai) mahal memiliki nilai tinggi bagi pengguna, karena dapat menaikkan gengsi/prestige. Kenyamanan dan keselamatan.
4.      Culture, (budaya) ini masalah budaya, yang terkesan, terkenal, efisien, selalu membeli barang berkualitas tinggi
5.      Persnonality, (kepribadian) memperlihatkan atau memberi kesan kepribadian tertentu, misalnya membeli mobil Mercedes, atau rolex menimbulkan kesan tersendiri bagi pamakai
6.      User, (pemakai) memberi kesan bahwa mayoritas pemakai produk tersebut adalah orang dari kelas social tertentu.
2.4  Promosi
2.4.1 Pengertian Promosi
Swastha Basu dan Handoko, Hani, T, 2000 : 315 Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Sedangkan pengertian lain promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran
Menurut Kusmono (2001 : 374), definisi promosi adalah usaha yang dilakukan pasar untuk mempengaruhi pihak lain  agar berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran
Pengertian promosi menurut Tjiptono adalah bentuk komunikasi pemasaran artinya aktivitas pemasaran yang berusahan menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan
Ketiga definisi tersebut pada pokoknya sama meskipun titik beratnya berbeda. Pertukaran akan terjadi karena adanya permintaan dan penawaran, dengan adanya permintaan akan mendorong terciptanya pertukaran. Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai proses berlanjut. Dengan promosi menyebabkan orang yang sebelumnya tidak tertarik untuk membeli suatu produk akan menjadi tertarik dan mencoba produk sehingga konsumen melakukan pembelian.
2.4.2  Variabel Promosi
Menurut Kotler dan Armstrong variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix ada lima, yaitu:

1.      Periklanan (advertising)
Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa.
Penjualan Personal (personal selling)
Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.
2.      Promosi penjualan (sales promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan
suatu produk atau jasa.
3.      Hubungan masyarakat (public relation)
Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun “citra perusahaan” yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan.
4.      Pemasaran langsung (direct marketing)
Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus
untuk memperoleh tanggapan langsung.
Dengan demikian maka promosi merupakan kegiatan perusahaan yang dilakukan dalam rangka memperkenalkan produk kepada konsumen sehingga dengan kegiatan tersebut konsumen tertarik untuk melakukan pembelian.
2.4.5 Tahap-tahap Promosi
Pelaksanaan promosi akan melibatkan beberapa tahap, antara lain Swasta, Basu dan Handoko, Hani, T, 2000 : 359-361). :
1.      Menentukan Tujuan
Tujuan promosi merupakan awal untuk kegiatan promosi. Jika perusahaan menetapkan beberapa tujuan sekaligus, maka hendaknya dibuat skala prioritas atau posisi tujuan mana yang hendak dicapai lebih dulu.
Mengidentifikasi Pasar yang Dituju.
Segmen pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam promosinya harus dapat dibatasi secara terpisah menurut faktor demografis dan psikografis. Pasar yang dituju harus terdiri atas individu-individu yang sekiranya bersedia membeli produk tersebut selama periode yang bersangkutan.
2.      Menyusun Anggaran
Anggaran promosi sangat penting untuk kegiatan-kegiatan perencanaan keuangan dari manajer pemasaran. Anggaran digunakan untuk mengarahkan pengeluaran uang dalam mencapai tujuan tersebut.
3.      Memilih Berita
Tahap selanjutnya dimulai dengan berita yang tepat untuk mencapai pasar yang dituju tersebut. Sifat berita itu akan berbeda-beda tergantung pada tujuan promosinya. Jika suatu produk itu masih berada pada tahap perkenalan dalam siklus kehidupannya, maka informasi produk akan menjadi topik utama. Sedangkan pada tahap selanjutnya perusahaan lebih cenderung mengutamakan tema promosi yang bersifat persuasif.
4.      Menentukan Promotional Mix
Perusahaan dapat menggunakan tema berita yang berbeda-beda pada masing-masing kegiatan promosinya. Misalnya, hubungan masyarakat dapat dilakukan untuk menciptakan kesan positif terhadap perusahaan diantara para pembeli. Periklanannya dapat dititik beratkan untuk memberikan kesadaran kepada pembeli tentang suatu produk atau perusahaan yang menawarkannya.
5.      Memilih Media Mix
Media adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak sasaran. Untuk alternatif media secara umum dapat dikelompokkan menjadi media cetak (surat kabar, majalah, tabloid, brosur, selebaran) media elektronik (Televisi , radio) media luar ruang (baleho, poster, spanduk, balon raksasa) media lini bawah (pameran, direct mail, point of purchase, kalender). Untuk itu manajer harus memilih media yang cocok untuk ditujukan pada kelompok sasaran produk perusahaan.
6.      Mengukur Efektifitas
Pengukuran efektifitas ini sangat penting bagi manajer. Setiap alat promosi mempunyai pengukuran yang berbeda-beda, tanpa dilakukannya pengukuran efektifitas tersebut akan sulit diketahui apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak.
7.      Mengendalikan dan Memodifikasi Kampanye Promosi
Setelah dilakukan pengukuran efektifitas, ada kemungkinan dilakukan perubahan rencana promosi. Perubahan dapat terjadi pada promotional mix, media mix, berita, anggaran promosi, atau cara pengalokasian anggaran tersebut. Yang penting, perusahaan harus memperhatikan kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat untuk menghindari kesalahan yang sama di masa mendatang.
2.5  Keputusan Pembelian
2.5.1  Pengertian Keputusan Pembelian
            Pengambilan keputusan merupakan suatu proses dimana konsumen dihadapkan pada masalah yang akan dipercayakan. Teori Freud dalam buku Kotler & Amstrong (2008:173) menyatakan bahwa keputusan pembelian seseorang dipengaruhi oleh motif bawah sadar yang bahkan tidak dipahami sepenuhnya oleh pembeli.
            Menurut Kotler & Amstrong (2008:181) definisi keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang disukai, tetapi dua faktor bisa berbeda antara niat pembelian dan keputusan pembelian.
            Menurut Ujang Sumarwan (2004:294) keputusan konsumen untuk memutuskan membeli atau mengkonsumsi produk tertentu akan diawali oleh langkah-langkah pengenalan kebutuhan, waktu, perubahan situasi, pemilihan produk, konsumsi produk, perbedaan individu, pengaruh pemasaran, pencarian informasi, pencarian internal, dan pencarian eksternal.
            Kotler, dikutip oleh Jurnal Administrasi Indonesia, mengatakan ada lima peran yang dimainkan seseorang di dalam keputusan pembelian, yaitu:
1.      Pemrakarsa, adalah orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan gagasan membeli produk atau jasa tertentu.
2.      Pemberi pengaruh, adalah orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan pembelian.
3.      Pengambilan keputusan, adalah orang yang akhirnya membuat keputusan membeli atau sebagian dari itu apakah membeli, apa yang dibeli, bagaimana membelinya atau dimana membelinya.
4.      Pembeli, adalah orang-orang yang benar-benar melakukan pembeliaan.
5.      Pengguna, adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.
Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan membeli segala sesuatu yang disukai yang dipengaruhi oleh dorongan dari dalam diri yang tidak dipahami oleh pembeli.
2.5.2  Dimensi Keputusan Pembelian
            Proses psikologi dasar memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian. Periset pemasaran telah mengembangkan “model tingkat” proses keputusan pembelian. Konsumen melalui lima tahap yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.
            Adapun proses pengambilan keputusan pembelian melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1.      Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kehidupan normal seseorang yaitu rasa lapar, haus, seks. Naik ke tingkatan maksimum dan menjadi dorongan atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal.
2.      Pencarian Informasi
Sumber informasi utama dimana konsumen dibagi menjadi empat kelompok:
a.       Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan
b.      Komersial. Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.
c.       Publik. Media masa, organisasi pemeringkat konsumen
d.      Eksperimental. Penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
3.      Evaluasi Alternatif
Setelah mendapat informasi dan merancang sejumlah pertimbangan dari produk alternatif yang tersedia, konsumen siap untuk membuat suatu keputusan. Konsumen akan menggunakan informasi yang tersimpan di dalam ingatan, ditambah dengan informasi yang diperoleh dari luar untuk membangun suatu kriteria tertentu.

4.      Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi. Konsumen membentuk preferensi antarmerek dalam kumpulan pilihan. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima subkeputusan: merek (merek A), penyalur (penyalur 2), kuantitas (satu komputer), waktu (akhir minggu), metode pembayaran (kartu kredit).
5.      Perilaku Pasca pembelian
Setelah pembelian, konsimen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Kepuasan pascapembelian merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan produk. Jika kinerja .tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa, jika memenuhi harapan konsumen puas, jika melebihi harapan konsumen sangat puas. Tindakan pascapembelian jika konsumen puas, mungkin ingin membeli produk itu kembali. Pelanggan yang uas juga cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek kepada orang lain.
2.6 Kerangka Berpikir
            Suatu kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori dengan berbagai faktor yang lebih teridentifkasi sebagai masalah riset. Secara teoritis dijelaskan hubungan antar variable independen dan dependennya yang telah ditetapkan. Kerangka pemikiaran akan memberikan manfaat berupa persepsi yang sama antara penulis dan pembaca terhadap alur dari pikiran peneliti, dalam rangka membentuk hipotesis-hipotesis risetnya secara logis
2.6.1  Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian
            Menurut Kotler Citra Merek adalah persepsi konsumen terhadap produknya. Dengan citra merek dari perusahaan atas produk yang dihasilkan oleh perusahaan diharapkan agar dapat menimbulkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian.
2.6.2  Pengaruh Promosi terhadap Keputusan Pembelian
            Menurut Kotler Promosi adalah bagian dan proses strategi pemasaran sebagai cara untuk berkomunikasi dengan pasar menggunakan komposisi bauran promosi. Dengan promosi yang digunakan perusahan yang bertujuan untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut.
2.7  Hipotesis
            Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, hipotesis-hipotesis ini ditetapkan sebagai berikut yang mana terdapat pengaruh positif antara citra merek, promosi dan keputusan pembelian konsumen Handphone berbasis android pada Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA yang diuraikan sebagai berikut:
1.      Terdapat hubungan korelasi antara citra merek dengan dengan promosi terhadap keputusan pembelian pada pengguna Handphone berbasis android.
2.      Terdapat pengaruh secara parsial dari citra merek dan promosi terhadap keputusan pembelian pada pengguna Handphone berbasis android.
3.      Terdapat pengaruh secara simultan dari citra merek dan promosi terhadap keputusan pembelian pada Handphone berbasis android.

Metode Penelitian
3.1       Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis (Sugiyono, 2013:18). Pada penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif dan verifikatif.
Menurut Sekar Paramitha (2014:47) penelitian deskriptif adalah menganalisis dan menyajikan data secara sistematik, sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Penelitian verifikatif menurut Sugiyono (2010:13) dalam Diah Susilawati (2013) adalah metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, dan analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Secara deskriptif penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai variabel citra merk sebagai variabel bebasnya serta variabel keputusan pembelian sebagai variabel terikat. Sedangkan secara verifikatif bertujuan untuk menguji hipotesis dengan perhitungan statistik.

3.2       Desain Penelitian
Dalam penyusunan laporan proposal skripsi mini ini, memerlukan data dan informasi data yang lengkap dan tepat. Agar data dan informasi yang diperoleh sesuai dengan permasalahan yang ada, dalam modul Methodologi Penelitian Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA (2014:13) desain penelitian dijelaskan sebagai berikut :
1.      Rancangan Penelitian Berdasarkan Tujuan
Berdasarkan tujuannya penelitian ini merupakan penelitian terapan. Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan suatu masalah praktis (Sugiyono, 2012:4). Desain penelitian ini ditujukan untuk melakukan kegiatan akademik yang terstruktu dan informatif sehingga dapat memudahkan kegiatan penelitian dalam penambahan data dan pencarian data dengan  sumber yang ada dilapangan.
2.      Rancangan Penelitian Berdasarkan Metode Penelitian
Berdasarkan metodenya yaitu penelitian termasuk penelitian survey menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2010:49), Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi dasar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel, sosiologis, maupun psikologi. Penelitian terjun langsung kelapangan untuk memperoleh data dengan cara wawancara atau mengisi kuisioner.
3.      Rancangan Penelitian Berdasarkan Tingkat Eksplanasinya
Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini termasuk penelitian Asosiatif. Menurut Sugiyono (2008:5) dalam Diah Susilawati (2014) penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian asosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel (atau lebih) tersebut. Dimana hubungan antara variabel dalam penelitian akan dianalisis dengan menggunakan ukuran-ukuran statistika yang relevan atas data tersebut untuk menguji hipotesis.
4.      Berdasarkan Jenis Data dan Model Analisisnya
Berdasarkan jenis datanya penelitian ini termasuk kedalam penelitian kuantitatif. Dimana data kuantitatif dianalisis dengan mengutamakan analisis statistik.
Berikut ini adalah desain penelitian yang akan menggambarkan alur atau tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini.








 











Gambar 3.1
Desain Penelitian
Gambar tersebut diatas menjelaskan tahapan-tahapan dalam desain penelitian. Tahapan pertama yang akan dilakukan dalam studi pendahuluan pada objek penelitian, yaitu di lingkungan Kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA Karawang. Untuk meminta data dan melakukan observasi awal tentang kondisi para pelanggan yang kemudian dapat dijadikan latar belakang penelitian. Setelah itu dilakukan identifikasi masalah, dimana identifikasi masalah tersebut sebagai dasar dalam membuat suatu kerangka pemikiran penelitian yang selanjutnya menentukan hipotesis penelitian.
Setelah tahapan tadi selesai dikerjakan, dibuatlah suatu desain penelitian sebagai kerangka untuk melakukan penelitian. Kemudian peneliti perlu melakukan konseptualisasi atas variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dengan menggunakan beberapa literatur dan studi pustaka yang sesuai untuk kemudian variabel-variabel tersebut dapat didefinisikan secara operasional.
Selanjutnya setelah desain penelitian dibuat, perlu ditentukan populasi dan kemudian menentukan sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini. Dari jumlah sampel yang telah diketahui dapat diperoleh data-data dari para responden untuk kemudian dikumpulkan dan dianalisis melalui Analisis Jalur atau Path Analysis. Namun, sebelum dilakukan analisis terhadap data yang telah terkumpul dari para responden dilakukan uji validitas terlebih dahulu, bila valid maka data tersebut dapat dianalisis, sedangkan jika tidak valid bisa dipertimbangkan apakah akan tetap diikutkan dalam analisis atau kembali merujuk pada definisi variabel penelitian secara operasional. Tahapan terakhir, setelah dilakukan analisis data maka penulis dapat menarik kesimpulan atas hasil analisis tersebut dan menginterpretasikannya.
3.3     Variabel Penelitian
               Menurut Sugiyono (2013:63), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diperoleh informasi tentang hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpulannya.
               Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas (X₁ dan X₂) dan satu variabel terikat (Y). Dalam hal ini variabel X₁ adalah Kualitas Pelayanan dan variabel X₂ adalah Promosi yang mempengaruhi variabel Y yaitu Kepuasan Pelanggan terhadap Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA Karawang.
Tabel 3.1
Data Variabel Penelitian
Variabel
Sub Variabel
Indikator
Nomor Pernyataan
Citra Merek (X1)
Atribut
1. Kemasan
2.  Logo Merek
3. Warna
4. Nama Merek
1,2,3,4
Manfaat
5.      Manfaat Fungsional/keawetan
6.      Kemudahan Menggunakan Produk
5,6
Nilai
7. Harga
8. Kualitas Produk
7,8
Budaya
9. Gaya Hidup
10.  Lingkungan
9,10












                                                            3.1
Tabel Data Variabel Penelitian (Lanjutan)
Variabel
Sub Variabel
Indikator
Nomor Pernyataan
Promosi (X2)
Advertising
1.      Promosi melalui iklan
2.      Website
3.      Brosur
4.      Bill board
1,2,3,4
Personal Selling
5.      Penjelasan yang dilakukan costumer service
6.      Membangun hubungan dengan pelanggan

5,6
Sales Promotion
7.      Kebijakan harga
8.      Hadiah
9.      Diskon bagi member
10.  Jaminan fasilitas

7,8,9,10


Tabel 3.1
Data Variabel Penelitian (Lanjutan)
Variabel
Sub Variabel
Indikator
Nomor Pernyataan
Keputusan Pembelian (Y)
Pengenalan Masalah
11.  Pengenalan produk
12.  Kebutuhan
1,2
Pencarian Masalah
13.   Sumber Komersial
14.   Sumber Pengalaman
3,4
Evaluasi Alternatif
15.    Keyakinan
16.    Sikap

5,6
Keputusan Pembelian
17.  Pilihan Produk
18.  Waktu Pembelian
7,8
Perilaku Pasca Pembelian
19.  Kepuasan Pasca Pembelian
20.  Tindakan Pasca Pembelian
9,10

3.4     Definisi Konseptual
               Definisi konseptual merupakan suatu definisi yang diberikan peneliti pada masing-masing variabel penelitian secara konsep (teori), artinya konsep tersebut telah dikemukakan oleh para ahli atau pakar.
3.4.1    Definisi Konseptual Citra Merek
Definisi konseptual dalam penelitian ini bahwa citra merek merupakan sekumpulan asosiasi merek yang diciptakan dan dipelihara pemasar sehingga terbentuk dan melekat dibenak konsumen.
3.4.2        Definisi Konseptual Promosi
Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen. (Buchari Alma, 2006:179)
3.4.3    Definisi Konseptual Keputusan Pembelian
Definisi konseptual keputusan pembelian adalah serangkaian proses dalam menentukan untuk membeli merek yang disukai terhadap dua pilihan atau lebih yang dipengaruhi oleh motif bawah sadar pembeli.
3.5       Definisi Operasional
Menurut Umar dalam Buku Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa S1 Manajemen (2015:25), definisi operasional adalah penentuan suatu konstruk (hal-hal yang sulit diukur) sehingga ia menjadi variabel-variabel yang dapat diukur.
3.5.1    Definisi Operasional Citra Merek
Definisi Operasional Citra Merek sekumpulan asosiasi merek yang diciptakan dan pelihara pemasar sehingga terbentuk dan melekat dibenak konsumen yaitu Mahasiswa sebagain konsumen pengguna handphone berbasis android Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA. Untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap citra merek pada handphone berbasis android digunakan teori Kotler dalam Buchari Alma (2013:157) yang menyatakan bahwa citra merek mempunyai 6 tingkat makna atau pengertian, yaitu sebagai berikut:
1.      Attribute, (atribut) ada sesuatu atribut yang melekat pada suatu mereka misalnya barang mahal, mutu bagus, tahan lama, tidak luntur dsb.
2.      Benefit, (manfaat) kata atribut diartikan sebagai functional dan emotional benefit. Istilah tahan lama bisa dikatakan functional benefit, sedangkan barang mahal ini dapat diartikan emotional obonefit yang penting barang tersebut biar mahal tapi sangat menguntungkan.
3.      Value barang, (nilai) mahal memiliki nilai tinggi bagi pengguna, karena dapat menaikkan gengsi/prestige. Kenyamanan dan keselamatan.
4.      Culture, (budaya) ini masalah budaya yang terkesan, terkenal, efisien, selalu membeli barang berkualitas tinggi.
5.      Personality, (kepribadian) memperlihatkan atau memberi kesan kepribadian tertentu, misalnya membeli mobil Mercedez atau Rolex menimbulkan kesan tersendiri bagi pemakai.
6.      User, (pemakai) memberi kesan bahwa mayoritas pemakai produk tersebut adalah orang dari kelas sosial tertentu.

3.5.2        Definisi Operasional Promosi
Promosi adalah cara perusahaan untuk memperkenalkan produk perusahaan kepada calon konsumen serta membujuk dan menarik minat konsumen ataupun calon konsumen agar mau membeli produk yang dikeluarkan oleh perusahaan serta memudahkan konsumen untuk membeli produk-produknya.
3.5.3    Definisi Operasional Keputusan Pembelian
Definisi Operasional Keputusan Pembelian adalah serangkaian proses dalam menentukan untuk membeli merek yang disukai terhadap dua pilihan atau lebih yang dipengaruhi oleh motif  bawah sadar pembeli. Proses psikologi dasar memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian, terutama dibenak Mahasiswa pengguna handphone berbasis android Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA. Periset pemasar telah mengembangkan “model tingkat” proses keputusan pembelian (Kotler, 2009:184).
3.6       Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi, instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
Variabel penelitian merupakan konsep utama dari kajian yang akan diteliti. Untuk lebih jelasnya maka variabel harus disederhanakan dalam sub variabel atau dimensi kajian sesuai teori yang digunakan dalam penelitian, selanjutnya variabel harus dapat diukur dalam indikator-indikator agar dapat teridentifikasi lebih detail sesuai teori dan kajian lapangan. (Buku Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa S1 Manajemen, 2015:25).
 Jumlah instrumen penelitian terhitung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti, seperti dalam penelitian kali ini "Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Promosi Terhadap Kepuasan Pelanggan". Dalam  hal ini ada tiga instrumen yang  perlu dibuat yaitu :
1.      Instrumen untuk mengukur variabel citra merek (X1)
2.      Instrumen untuk mengukur variabel Promosi (X2)
3.      Instrumen untuk mengukur variabel pengambilan keputusan (Y)
            Skor penilaian responden tentang seberapa besar pengaruh Kualitas Pelayanan dan Promosi terhadap Kepuasan Pelanggan pada Hotel Grand Pangestu Karawang diperoleh setelah responden mengisi setiap pertanyaan dalam kuesioner yang mengungkapkan berpengaruh atau tidak tentang Kualitas Pelayanan dan Promosi terhadap Kepuasan Pelanggan. Berdasarkan dengan apa yang dilihat dan dialami oleh responden selama ini, untuk setiap jawaban responden yang menyatakan :
A.    Sangat Tidak Baik diberi skor 1
B.     Tidak Baik diberi skor 2
C.     Cukup Baik diberi skor 3
D.    Baik diberi skor 4
E.     Sangat Baik diberi skor 5

3.7       Metode Pengumpulan Data
            Metode pengumpulan data merupakan suatu usaha untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Hal ini sangat penting karena pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan data yang tersedia.
3.7.1    Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.7.1.1 Populasi
            Populasi adalah semua nilai baik hasil penelitian, perhitungan, maupun pengukuran baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas menurut Usman dan Akbar dalam Lucky (2011). Sedangkan  menurut  Sugiono dalam Lucky  (2011), Populasi  adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya bahwa populasi yang diambil dari data Prodi Manajemen Angkatan 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Singaperbangsa Karawang sebanyak 160 dengan rincian sebagai berikut:
No.
Prodi
Mahasiswa Pengguna Handphone Berbasis Android
1
MA1
20
2
MA2
20
3
MA3
20
4
MA4
20
5
MA5
20
6
MA6
20
7
MA7
20
8
MA8
20
Total
160
Sumber : Hasil Survey peneliti, 2017.
3.7.1.2 Sampel
            Sugiyono (2013:63) menjelaskan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
          Cara menentukan berapa minimal sampel dapat diketahui jika ukuran populasi diketahui, rumus untuk menghitung ukuran sampel dapat digunakan rumus slovin sebagai berikut:
Text Box: n    =


Text Box:           N
               (1+N e2)
                        Dimana :
                        n  =  Jumlah sampel
                        N =  Jumlah populasi
                        d  =  Signifikansi 5%


Text Box: n    =Text Box: 160
(1+160 (0,1)2)
Text Box: 160
2,6
 
                                 =          
      
                                =      61,5 atau 62
        Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh sampel sebanyak 61,5 kemudian dibulatkan menjadi 62 orang responden.
3.7.1.3   Teknik Sampling
          Untuk mendapatkan jumlah sampel yang lebih representatif, maka teknik sampling atau perhitungan beberapa jumlah sampel menggunakan sampling insidental. Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2014:85). Dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan identitas yang ada dalam populasi.
3.8   Jenis Data dan Sumber Data
3.8.1.1 Jenis Data
1.      Data Primer
Data primer adalah data yang dipilih secara langsung dengan melakukan observasi, yaitu peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada pihak yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai data-data yang dibutuhkan sebagai bahan pelengkap dalam penyusunan skripsi.
2.      Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya. Data   sekunder   ini   biasanya   telah   dikumpulkan   oleh  lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder juga dapat diperoleh melalui jurnal-jurnal, majalah, koran, dan atau literatur lainnya. Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan-laporan jumlah pelanggan,  deskripsi  perusahaan, dan  data  mengenai faktor-faktor yang berasal dari buku, jurnal, dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian.
Berdasarkan Jenis Data dapat berupa :
1.      Data Kuantitatif
Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Penelitian ini termasuk penelitian data kuantitatif, dimana data kuantitatif yang berasal dari skor data jawaban responden dari tiap pertanyaan yang dianalisis dengan mengutamakan analisis statistik.
2.      Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang diperoleh bukan dalam bentuk angka-angka atau tidak dapat dihitung, yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pimpinan perusahaan dan karyawan dalam perusahaan serta informasi-informasi yang diperoleh dari pihak lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
3.8.1.2 Sumber Data
Dalam Buku Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa S1 Manajemen (2015:35), sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 (dua), yaitu
1.      Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi yang digunakan oleh peneliti mencakup data kepuasan pelanggan dan data lainnya yang mendukung sebagai data empirik dalam penelitian.
2.      Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi atau kondisi yang ada diluar organisasi. Data eksternal ini mencakup pada kuesioner yang disebarkan kepada responden yang diaggap mewakili pendapat dari populasi yang ada.
3.8.1.3   Teknik Pengumpulan Data
Untuk menunjang penelitian maka diperlukan pengumpulan data, teori, informasi yang sesuai, jelas, dan mendukung agar dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang sebenarnya. Oleh karena itu, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :
1.      Studi Kepustakaan dan Dokumentasi Internal
Penelitian ini dimaksudkan sebagai cara untuk mendapatkan landasan teori yang dapat dijadikan pedoman dalam membandingkan antara teori yang didapat dengan praktek, yaitu dengan cara :
a.       Membaca literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti
b.      Membaca buku-buku, catatan-catatan kuliah serta tulisan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
2.      Pengumpulan Data Lapangan
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan penelitian langsung (observasi) terhadap objek yang diteliti dengan melalui kegiatan :
A.    Wawancara
Wawancara adalah melakukan komunikasi secara langsung dengan  pihak perusahaan yang berhubungan dengan objek penelitian yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.
B.     Observasi
Ada beberapa jenis subjek, objek, dan kejadian yang dapat diobservasi oleh peneliti antara lain perilaku fisik, perilaku verbal, perilaku ekspresif, benda fisik, atau kejadian-kejadian yang rutin dan temporal. Teknik observasi dalam penelitian bisnis dapat dilakukan dengan observasi langsung oleh peneliti atau dengan bantuan peralatan mekanik. Tipe observasi yang dilakukan langsung oleh peneliti dinamakan observasi langsung, terutama untuk subjek atau objek penelitian yang sulit diprediksi. Teknik observasi yang dilakukan dengan penelitian mekanik antara lain kamera photo, video, mesin penghitung disebut observasi mekanik, observasi mekanik umumnya diterapkan pada penelitian terhadap perilaku atau kejadian yang bersifat rutin, berulang-ulang dan telah terprogram sebelumnya dengan baik.
Teknik observasi langsung maupun observasi mekanik dapat dilakukan tanpa sepengetahuan subjek yang diteliti atau dengan sepengetahuan responden. Observasi yang dilakukan tanpa sepengetahuan responden dimaksudkan agar perilaku atau kejadian yang diamati dapat berlangsung wajar atau alami dan untuk menghindari kemungkinan perilaku reaktif dari subjek yang diteliti. Penggunakan teknik observasi langsung memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data mengenai perilaku dan kejadian secara detail. Peneliti dalam observasi langsung tidak berusaha untuk memanipulasi kejadian yang diamati. Pengamat hanya mencatat apa saja yang terjadi sehingga mempunyai peran yang pasif. Banyak tipe data yang dikumpulkan melalui teknik observasi langsung ini hasilnya lebih akurat dan memerlukan biaya yang relatif lebih ekonomis dibandingan dengan teknik wawancara atau pertanyaan yang digunakan dalam metode survey. Data yang diperoleh melalui observasi langsung kadang digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui wawancara atau kuesioner. Teknik observasi langsung, meskipun tidak memerlukan komunikasi dengan responden, tidak bebas dari kemungkinan kesalahan. Data yang dikumpulkan melalui teknik ini kadang dipengaruhi oleh subjektifitas pengamat dalam menginterpretasikan perilaku atau kejadian selama proses observasi berlangsung.
Metode observasi dalam penelitian terhadap perilaku lebih menekankan pada respon subjek secara nonverbal dibandingkan dengan metode survey yang lebih menekankan pada respon subjek secara verbal. Respon nonverbal atau perilaku ekspresi yang umumnya dilakukan dalam komunikasi antara lain mengangguk, tersenyum, dan ekspresi wajah lainnya atau bahasa tubuh. Observasi terhadap perilaku ekspresi atau komunikasi nonverbal yang lain sering menghasilkan interpretasi yang keliru.

C.     Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada responden untuk dijawab. Sesuai dengan kebutuhan penelitian, penulis kuesioner semi terbuka dan berskala nominal dalam pembuatan kuesioner.
3.8.1.4   Teknik Skala
Dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator tersebut dijadikan tolak ukut untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif (Sugiyono, 2013:93).
Tabel 3.2
Skala Likert
Kualitas Pelayanan
Promosi
Kepuasan Pelanggan
Bobot Skor
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Setuju
5
Baik
Baik
Setuju
4
Cukup Baik
Cukup Baik
Cukup Setuju
3
Tidak Baik
Tidak Baik
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Sangat Tidak Setuju
1


3.9   Pengujian Keabsahan Data
3.9.1.1 Uji Validitas dan Reabilitas
3.9.1.1.1   Uji Validitas
Validitas menunjukan sejauh mana skor atau nilai ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan. Validitas pada umumnya dipersalahkan berkaitan dengan hasil pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan  dengan  karakteristik psikologis, hasil pengukuran yang diperoleh sebenarnya diharapkan dengan menggambarkan atau memberikan skor/nilai suatu karakteristik lain yang menjadi perhatian utama.
Macam validitas umumnya digolongkan dalam tiga kategori, yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk dan validitas eksternal. Untuk mengunjungi apakah pertanyaan-pertanyaan itu telah mengukur aspek yang sama digunakan validitas konstruk.
Cara mengukur validitas konstruk yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaam dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment, adapun dari perhitungan pengujian validitas konstruksi menghasilkan koefisien korelasi diatas 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari semua pertanyaan merupakan data yang valid, sedangkan koefisien korelasi dibawah 0,30 maka data yang diperoleh merupakan data yang tidak valid (Sugiyono, 2014:126). Dan untuk menguji validitas ini menggunakan SPSS 16.0.
3.9.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh alat ukur tersebut dapat dipercaya. Kehandalan berkaitan dengan seberapa jauh suatu alat ukur konsisten apabila pengukuran dilakukan secara berulang dengan sampel yang berbeda-beda. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach's Alpha ((α)) > 0,70 (Riduwan, 2010:118) dalam Diah Susilawati (2014).
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent dan gabungan keduanya. Secara Internal, reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2013:130).
4.0 Uji Asumsi Klasik
4.0.1 Uji Normalitas
Menurut Supranto dan Limakrisna (2012:152) dalam Diah Susilawati (2014) bahwa uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdustribusi normal. Uji normalitas bertujuan  untuk  mengetahui  seberapa  besar  data  berdistribusi secara normal dalam variabel di dalam penelitian ini. Data yang baik yang dapat dipakai dalam suatu penelitian adalah data yang telah terdistribusi secara normal.
Uji Normalitas ini dapat dilakukan dengan melihat pada grafik distribusi normalitas serta dengan melakukan pengujian Kolmogorov-Smirnov, dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
1.      Angka signifikan (sig) < 0,05 maka data terdistribusi normal
2.      Angka signifikan (sig) > 0,05 maka data tidak terdistribusi normal
Jika sebuah variabel memiliki sebaran data yang tidak terdistribusi secara normal, maka perlu dilakukan penyisihan data yang menyebabkan terjadinya ketidaknormalan data. Dan pengujian ini menggunakan SPSS 16.0.
3.4.3  Transformasi Data
         Transformasi data berasala dari transform, merubah bentuk data. Merubah bentuk data dari bentuk asli ke bentuk lain tanpa merubah datanya. Pada pendekatan analisis jalur sering digunakan tipe data skala likert. Tipe data tersebut mereflesikan perubahan yang sebelumnya berasal dari suatu konsep yang sudah diubah bentuknya sehingga dapat diukur (Nazim, 1998 dalam Buku Panduan Penulisan Mahasiswa S1 Manajemen 2013). Analisis jalur membutuhkan perhitungan matematis di dalamnya. Oleh karena itu, skala pengukuran data yang dibutuhkan minimal berskala likert.
Jika data yang akan dianalisis berskala likert, maka perlu ditransformasi terlebih dahulu menjadi skala interval agar dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut. Metode transformasi data tersebut umumnya menggunakan uji MSI (Method of Successive Interval).
Dalam analisis secara statistik, terutama pada statistik parametik (statistik yang tergantung pada distribusi tertentu dan menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter populasi seperti pengujian hipotesis dan penaksiran parameter), diperlukan persyaratan bahwa skala pengukuran sekurang-kurangnya interval, sedangkan bila dari data penelitian diperoleh data yang memberikan skala pengukuran skala likert, maka harus dinaikkan ke dalam skala interval dengan menggunakan metode MSI (Method of Successive Interval).
            Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval menurut Riduwan (2012:30) sebagai berikut :
1.      Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan.
2.      Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4 dan 5 yang disebut sebagai frekuensi.
3.      Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi.
4.      Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor.
5.      Gunakan tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
6.      Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel Tinggi Densitas).
7.      Tentukan Nilai Skala dengan menggunakan rumus :
1.      Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus :

3.5   Teknik Analisis Data
Analisis data yang dimaksud adalah untuk menguji keeratan pengaruh Citra Merek dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Handphone berbasis Android. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data multivariate. Analisis statistik multivariate merupakan metode statistik yang memungkinkan untuk melakukan penelitian terhadap lebih dari dua variabel secara bersama dengan menggunakan teknik analisis ini maka dapat menganalisis pengaruh beberapa variabel terhadap variabel-variabel lainnya.

        3.5.1   Analisis Deskriptif
            Analisis Deskriptif yaitu suatu metode pengumpulan untuk memperoleh bahan-bahan teoritis yang dapat dijadikan dasar bagi pengkajian masalah. Melalui penelitian ini, penulis mempelajari buku-buku dan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas, baik secara langsung maupun tidak langsung. Teknik deskriptif yang memberikan informasi mengenai data yang dimiliki tidak termasuk menguji hipotesis.
Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah mean,  standar  deviasi,  maksimum  dan  minumum. Mean  digunakan  untuk mengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Minimum digunakan untuk mengetahui jumlah  terkecil data yang bersangkutan.
3.5.1.1 Distribusi Frekuensi
Data kasar umumnya langsung diperoleh dari hasil pengukuran atau observasi. Data sedemikian itu dapat juga diperoleh dari hasil pengumpulan data sekunder yang sudah ada.
Rumus :
k = 1 + 3,322 log n
Dimana :
k = Jumlah kelas
n = Jumlah angka yang terdapat dalam data
Sumber : Modul Statistic For Economic 1, 2012.
3.5.1.2 Analisis Rentang Skala
Dalam penelitian ini, untuk menganalisis data yang berasal dari hasil survvey yang berasal dari hasil pengukuran yaitu dengan menggunakan instrumen dari skala likert.
Formulasi Analisis Rentang Skala :

Keterangan :
n = Jumlah Sampel
m = Jumlah Alternatif Jawaban (skor 5)

Sehingga dalam penelitian ini rentang skalanya adalah :


            Jumlah sampel sebanyak 143 orang. Instrumen menggunakan skala likert pada skala terendah 1 dan skala tertinggi 5. Maka perhitungan skala untuk penilaian tiap kriteria adalah sebagai berikut :
Skala Terendah  =  Skor Terendah x Jumlah Sampel (n)
                          =  1 x 143
                          =  143
Skala Tertinggi   =  Skor Tertinggi x Jumalh Sampel (n)
                          =  5 x 143
                          =  715
               Rentang skala dapat diartikan bahwa setiap penambahan skor rentang skala, maka akan berubah deskripsi skornya. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3
Analisis Rentang Skala

Skala
Skor
Rentang
Skala
Deskripsi Skor
Citra Merek
Promosi
Keputusan Pembelian
1
143 – 257,4
Sangat Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Sangat Tidak Setuju
2
257,5 – 371,8
Tidak Baik
Tidak Baik
Tidak Setuju
3
371,9 – 486,2
Cukup Baik
Cukup Baik
Cukup Setuju
4
486,3 – 606,6
Baik
Baik
Setuju
5
606,7 – 715
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Setuju

          Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 3.3 diatas, maka dapat dinilai rentang skala yang selanjutnya dapat dipakai untuk mempresiksi Pengaruh Kualitas Citra Merek dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Handphone berbasis Android.


Rentang Skala diatas dapat digambarkan melalui Bar Skala atau Bar Scale.




























Text Box: STB/STS



Text Box: TB/TS
Text Box: CB/CS
Text Box: B/S
Text Box: SB/SS






Text Box: 143
Text Box: 257,4
Text Box: 371,8
Text Box: 486,2
Text Box: 606,6
Text Box: 715



Text Box: Gambar 3.2
Bar Scale
 








3.5.2  Analisis Verifikatif
            Dalam penelitian ini, analisis verifikatif bermaksud untuk mengetahui hasil penelitian yang berkaitan dengan Pengaruh Citra Merek dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Handphone berbasis Android. Dengan metode ini dapat diketahui berapa besarnya dampak variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependent.
             Adapun analisis verifikatif terdiri dari analisis korelasi dan koefisien determinasi. Sebelum menggunakan korelasi sebaiknya menganalisis transformasi data dengan menggunakan metode MSI (Method of Successive Interval).
          3.5.2.1  Analisis Korelasi
            Dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi produk (correlation product  moment). Analisis korelasi produk moment adalah salah satu pendekatan untuk mengetahui keeratan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :
            Dimana :         
            r  =  Korelasi
            n  =  Jumlah sampel
            X  =  Variabel independent
            Y  =  Variabel dependent
            Sumber : Sugiyono (2007:212).

             Untuk penafsiran penilaian koefisien korelasi lebih jelas lagi akan dinyatakan pada tabel dibawah ini. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara Citra Merek dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian, maka dapat digunakan pedoman seperti tabel berikut ini :
            Tabel 3.4
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2013:135).

3.5.2.2   Koefisien Determinasi
          Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi. Untuk mencari pengaruh varian variabel dapat digunakan teknik statistik dengan menghitung koefisien determinasi. Koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan koefisien korelasi yang telah ditemukan dan selanjutnya dikaitkan dengan 100%. Koefisien determinasi (penentu) dinyatakan dalam persen. (Sugiyono, 2007:177-215).
                 Rumus koefisien determinasi :
                 CD = r² x 100%
                 Dimana :
                 CD  =  Seberapa jauh perubahan variabel terikat
                 r      =  Koefisien korelasi
                 Sumber : Sugiyono (2007).

3.5.2.3  Analisis Jalur (Path Analysis)
         Untuk menganalisis hubungan antara variabel yang diteliti yaitu dengan menggunakan analisis jalur (path analysis). David Garson dari North Carolina State University, mendefinisikan bahwa analisis jalur sebagai "Model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti." Modelnya digambarkan dalam bentuk gambaran lingkaran dan panah dimana anak panah tunggal menunjukan sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada masing-masing variabel dalam suatu model sebagai variabel tergantung (pemberi respon) sedang yang lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam semua variabel dan dilakukan juga perhitungan uji keselarasan statistik. (David Gerson, 2003).
            Analisis jalur digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial (individual) dan simultan (keseluruhan) dari variabel bebas (independent) atau disebut variabel eksogen. Melalui analisis jalur ini ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel independent menuju variabel dependent yang terakhir dan juga menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).
        Dalam penelitian ini terdiri atas 3 (tiga) variabel, yakni 1 (satu) variabel eksogen yaitu Kualitas Pelayanan dan 2 (dua) variabel endogen yaitu variabel Promosi dan Kepuasan Pelanggan, maka hanya terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung yaitu variabel eksogen yang mempengaruhi kedua variabel endogen. Untuk besarnya pengaruh langsung dinyatakan oleh koefisien jalur (path coefficient) lambangnya "ρ".
        Berdasarkan kajian teoritik dan uraian diatas yang melahirkan paradigma penelitian, maka untuk mempermudah pengujian statistika digambarkan diagram jalur (path analysis) pada Gambar 3.3 sebagai berikut :




 






Text Box: Gambar 3.3
Analisis Jalur (Path Analysis)
Sumber : Sugiyono (2014:156)

                                                                                                               



Persamaan analisis jalur yaitu sebagai berikut :
Dimana :
X1      =   Citra Merek
X2      =   Promosi
Y        =   Keputusan Pembelian
    =   Koefisien  jalur yang menggambarkan besarnya pengaruh langung  X  terhadap Y
ɛ          =  Variabel lain yang tidak diukur, tetapi mempengaruhi Y
    =  Koefisien jalur yang menggambarkan besarnya pengaruh langsung X1 terhadap Y
     = Koefisien jalur yang menggambarkan besarnya pengaruh langsung X2 terhadap Y
rX1rX2   = Korelasi X1 dan X2
3.6   Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis untuk mendeskripsikan ketiga variabel secara statistik adalah sebagai berikut :
1.      Pengujian korelasi antara Citra merek dan Promosi. (Uji t).

Hₒ : ρX1X2 = 0   
:
Tidak terdapat korelasi antara Citra Merek dan Promosi
Hα : ρX1X2 ≠ 0     
:
Terdapat korelasi antara Citra Merek dan Promosi
    
 Rumus :
     dengan dk = n – 2
Hₒ di tolak bila           
Hα di terima bila        
2.      Pengaruh parsial antara Kualitas Pelayanan dan Promosi terhadap Kepuasan Pelanggan pada Hotel Grand Pangestu Karawang. (Uji t).
Hₒ : ρYX1 ; ρYX2 = 0
:
Tidak terdapat pengaruh parsial antara Citra Merek dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Handphone berbasis android.
Hα : ρYX1 ; ρYX2 ≠ 0
:
Terdapat pengaruh parsial antara Citra Merek dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Handphone berbasis android.

Rumus :
3.      Pengaruh simultan antara Kualitas Pelayanan dan Promosi Terhadap Kepuasan Pelanggan pada Hotel Grand Pangestu Karawang. (Uji F).
Hₒ : ρYX1 ; ρYX2 ; ρX1X2= 0
:
Tidak terdapat pengaruh simultan antara Citra Merek dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Handphone berbasis android
Hα : ρYX1 ; ρYX2 ; ρX1X2 ≠ 0
:
Terdapat pengaruh simultan antara Citra Merek dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Handphone berbasis android


Rumus :





Komentar

Postingan populer dari blog ini

proposal studi kelayakan bisnis laundry sepatu

laporan kas

pemahaman mengenain Past Perfect Tense dan Past Perfect Continuous tense