pengertian citra merek, promosi, dan keputusan pembelian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Seiring
perkembangan zaman dari tahun ke tahun, era yang modern menuntut segala hal
menjadi modern.Hal ini sebagai peluang sekaligus menjadi tantangan bagi pelaku
bisnis termasuk dalm bidang teknologi. Di zaman yang modern ini manusia
sekarang tidak mau direpotkan, tetapi segala sesuatunya ingin di dapatkan
dengan cara mudah dan instan membuat manusia membutuhkan teknologi yang canggih
untuk mencari informasi dalam meningkatkan pengetahuannya.
Kemajuan teknologi yang berkembang
pesat menjadikan manusia mengubah gaya hidupnya dalam memenuhi kebutuhan
informasi dari waktu ke waktu. Teknologi sangat berpengaruh bagi manusia dalam
aktivitas kehidupanya sehari-hari. Berbagai macam alat komunikasi di gunakan untuk
mempermudah manusia dalam berinteraksi satu dengan yang lainya. Perkembangan
teknologi tersebut banyak perusahaan menciptakan inovasi baru dan mencari
peluang dalam bidang teknologi dengan alat komunikasi berupa gadget sehingga
menimbulkan persaingan di dalamnya. Persaingan tersebut menimbulkan munculnya
beberapa macam produk dengan berbagai macam keunggulan di antaranya produk
elektronik berupa handphone, laptop, tablet, I phone, smartphone dan
sebagainya.
Pada dasarnya manusia tidak terlepas
dari gadget untuk melakukan komunikasi dengan orang lain, Oleh sebab itu muncul
banyaknya persaingan teknologi pada era globalisasi ini, Semakin banyaknya
pesaing dalam produk gadget semakin banyak pula pilihan bagi konsumen dalam
memilih produk yang diinginkan dan sesuai dengan apa yang di harapakanya.
Persaingan yang semakin ketat pada bidang tekologi menjadi factor utama suatu
perusahaan yang mendorong munculnya sebuah gagasan atau ide-ide baru untuk
dapat membentuk suatu produk barang atau jasa yang memberikan nilai lebih
kepada para konsumenya.
Pada saat ini banyak perusahaan
memunculkan ide untuk meluncurkan produk handphone pintar yang didalamnya
terdapat fitur-fitur menarik, dapat berkomunikasi jarak jauh dengan orang lain
melalui jejaring social,bermain game, berbisnis dan aplikasi internet yang
semua orang dapat mengaksesnya dengan mudah untuk mencari informasi yang
dibutuhkan. Kehadiran perangkat mobile tersebut semakin menjamur di pasaran
dengan harga murah dan berbagai macam keunggulan-keunggulan produk yang di
promosikan pada konsumen. Harga perangkat gadget tersebut membuat penyebaran
menjadi lebih luas dan lebih cepat. Banyak pesaing-pesaing baru bermunculan di
tengah maraknya handphone pintar yang bias digunakan apa saja sesuai dengan
kebutuhan manusia mencari informasi.
Persaingan yang semakin ketat
menyebabkan perusahaan sulit untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Banyaknya
pesaing dalam pasar dengan segala macam produk yang ditawarkan dari keunggulan
produk tersebut membuat perusahaan semakin sulit bersaing. Perusahaanpun
dituntut untuk mampu bersaing secara kompetitif dengan mempengaruhi konsumen
dan mempertahankan pelanggan di perusahaan tersebut. Perusahaan harus mampu
mengenal apa yang menjadi kebutuhan dan harapan para konsumen saat ini dan yang
akan dating. Sehingga perusahaan tersebut dapat memenangkan persaingan dengan
dituntut melakukan strategi pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan dan
dapat meraih pangsa pasar yang ada,juga mempertahankan produknya.
Perkembangan
teknologi dalam pembangunan telekomunikasi di Indonesia bertujuan memberikan
pelayanan yang memadai kepada masyarakat dan pemakai jasa
telekomunikasi.Seiring semakin ketatnya persaingan di dunia industry baik
secara langsung atau tidak langsung,tidak terkecuali industry indormasi dan
telekomunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi sangat pesat memberikan
pengaruh yang sangat besar bagi perusahaan jasa telekomunikasi di Indonesia .
Seiring berjalanya zaman dari waktu ke waktu teknologi yang semakin meningkat
sehingga bemunculan pesaing-pesaing dalam perusahaan komunikasi,yang ingin
meraih peluang dan keuntungan dalam dunia komunikasi.
Handphone pintar atau juga biasa
dikenal sebagai smartphone adalah salah satu generasi penerus terbaru dari
handphone konvensional (standar) yang sudah di dukung dengan spesifikasi atau
komponen yang lebih lengkap dan lebih canggih dari handphone model lama dan
mirip dengan sebuah Komputer,seperti
adnya dukungan sebuah prosessor, sistem (OS), RAM atau memori ,serta memori
penyimpanan yang lebih besar.Oleeh karena itu handphone merupakan alat
komunikasi yang paling praktis digunakan untuk mencari insormasi dalam keadaan
apapun, Pada saat ini handphone pintar banyak dijual di pasar dan meningkat
pesat tingkat penjualanya.
Pada tahun 1974,Kelompok ini
berkembang menjadi bisnis semi konduktor dengan mengakuisi korea semi konduktor
yang merupakan salah sat pembuat chip pertama di dalam negeri pada saat itu.
Pada 1981 ,Samsung elelctrikc industries telah memproduksi lebih dari 10 juta
unit TV hitam-putih. Pada bulan februari tahun 1983, pendiri Samsung lee
byung-chull, membuat pengumuman bahwa Samsung akan menjadi penjual DRAM
(dynamic random acces memory), satu tahun kemudian, Samsung menjadi perusahaan
ketiga di dunia yang mengembangkan DRAM 64kb
Menurut simamora (2003:21),Dalam
membentuk brand image,kita memasuki dunia persepsi. Image adalah persepsi yang
relative konsisten dalam jangka panjang (enduring perception) .Tidak mudah
membentuk brand image, tetapi sekali terbentuk tidak akan mudah mengubahnya.
Merek mengidentifikasi sumber atau
pembuat produk dan memungkinkan konsumen bias individual atau organisasi untuk
menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor
tertentu. Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda
tergantung pada bagaimana pemereken produk tersebut. Merek juga melaksanakan
fungsi yang berharga bagi perusahaan, merek menandakan tingkat kualitas
tertentu sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah memilih produk kembali,
Loyalitas merek memberikan tingkat permintaan yang aman dan dapat diperkirakan
bagi perusahaan, dan menciptakan penghalang yang mempersulit perusahaan lain
untuk memasuki pasar. (Philip Kotler dan kevin lane keller : 2009).
Merek yang ditawarkan perusahaan
menjadi factor terhadap keputusan pembelian
padahandphone, salah satunya pada merek samsung jenis android . Dilihat dari
merek-merek telpon handphone yang lainya, namun
Apple IOS yang terus meningkat dari penjualan dan pangsa pasarnya
menjadi masalah bagi samsusng jenis android. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan siti Hamidah dan Desi Anita pada tahun 2003 dengan hasil bahwa
variabel citra merek, desain, fitur,
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Hasil uji hipotesis didapat bahwa ketiga variabel tersebut memiliki pengaruh
simultan dan persial terhadap keputusan pembelian konsumen.
Berdasarkan dengan fenomena dan
latar belakang tersebut,maka peneliti tertarik bermaksud melakukan penelitian
tentang “Pengaruh Citra Merek terhadap
Keputusan Pembelian Handphone berbasis Android (studi pada Mahasiswa Prodi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2015 Universitas Singaperbangsa
Karawang “.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah ini adalah:
1. Produk-produk
yang beredar dipasaran sangat beragam menyebabkan persaingan antar dunia bisnis
khususnya di dunia alat komunikasi
sangat telat.
2. Produsen
bersaing melakukan inovasi untuk membuat produk berbagai jenis alat komunikasi
yang benar-benar diminati oleh konsumen.
1.3 Pembatasan Masalah
Dari
latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana diuraikan diatas, maka
peneliti merasa perlu melakukan pembatasan masalah yang akan diteliti.
Adapun
pembatasan masalah tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian ini berada dalam kajian bidang ilmu
manajemen khususnya di bidang pemasaran.
2. Penelitian
ini bersifat mengkaji dan menjelaskan pengaruh citra merek dan Promosi terhadap
keputusan pembelian Handphone berbasis android di lingkungan Mahasiswwa
Fakultas EKonomi dan Bisnis Universitas Singaperbansa Karawang.
3. Metode
yang digunakan berupa metode kuantitatif dengan menggunakan metode Path
Analiysis.
4. Alat
bantu analisi menggunakan SPSS 16.0
5. Responden
yang akan diambil yaitu mahasiswa sebagai konsumen pengguna Handphone berbasis
android Prodi Manajemen Angkatan 2015 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UNSIKA.
1.4
Perumusan Masalah
Dari
latar belakang identifikasi masalah sebagaimana diuraikan diatas maka masalah
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana
citra merek Handphone berbasis android di lingkungan Mahasiswa Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UNSIKA?
2. Bagaimana promosi Handphone berbasis android
di lingkungann mahasiswa Fakultas EKonomi dan Bisnis UNSIKA?
3. Bagaiaman
keputusan pembelian Handphone berbasis android dilingkungan Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UNSIKA?
4. Apakah
terdapat korelasi antara citra merek dan promosi terhadap keputusan pembelian
Handphone Berbasis android dilingkungan Fakultas Ekonnomi dan Biansnis UNSIKA?
5. Apakah
terdapat pengaruh persial citra merek dan promosi terhadap keputusan pembelian
Handphone Berbasis android dilingkungan Fakultas Ekonnomi dan Biansnis UNSIKA?
6. Apakah
terdapat pengaruh citra merek dan promosi
terhadap keputusan pembelian secara simultan Handphone Berbasis android
dilingkungan Fakultas Ekonnomi dan Biansnis UNSIKA?
1.5
Tujuan Penelitian
1. Untuk
mengetahui, menjelaskan dan menganalisis citra merek Handphone berbasis android
di lingkungan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA.
2. Untuk
mengetahui, menjelaskan dan menganalisis promosi Handphone berbasis android di lingkungan Mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA.
3. Untuk
mengetahui, menjelaskan dan menganalisis keputusan pembelian Handphone berbasis
android di lingkungan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA.
4. Untuk
mengetahui, menjelaskan dan menganalisis korelasi antara citra merek dan
promosi Handphone berbasis android dilingkungan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UNSIKA.
5. Untuk
mengetahui, menjelaskan dan menganalisis pengaruh antara citra merek dan
promosi terhadap keputusan pembelian
secara persial Handphone
berbasis android dilingkungan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA.
6. Untuk
mengetahui, menjelaskan dan menganalisis pengaruh antara citra merek dan
promosi terhadap keputusan pembelian
secara simultan Handphone Berbasis android dilingkungan Mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA.
1.6 kegunaan penelitian
1. Kegunaan
Teoritis
Dengan diketahuinya korelasi, pengaruh
parsial dan pengaruh simultan dari citra merek dan promosi terhadap keputusan
pembelian pada handphone berbasis android maka akan bermanfaat secara teoritis
untuk menambah dan memperdalam penegetahusn bagi perkembangan ilmu ekonomi
manajemen dalam bidang manajemen pemasaran khususnya perilaku konsumen yang
mencakup citra merek, promosi dan keputusan pembelian. Maka penelitian ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan), melalui
pendekatan-pendekatan baru dalam aspek manajemen pemasaran yang menyangkut
pengaruh citra merek dan promosi terhadap keputusan pembelian handphone
berbasis android, sehinnga penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi
akademi dalam mengembangkan teori manajemen pemasaran.
2. Kegunaan
Praktis
Dengan diketahuinya korelasi, pengaruh
parsial dan simultan dari citra merek dan promosi terhadap keputusan pembelian
pada handphone berbasis android maka akan bermanfaat secara praktis untuk dapat
dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi pihak universitas dalam menganilisis
pengaruh citra merek dan promosi terhadap keputusan pembelian handphone berbasis
android. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek
praktis(guna laksana) yaitu memberikan sumbangan pemikiran kepada Perusahaan
handphone android dalam menganalisis pemasaran produknya untuk meningkatkan
penjulan handphone berbasis android.
1.7 Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun Kegiatan penelitian yang dilaksanakan, yaitu :
1. Tempat
Penelitian, pelaksanaan penelitian ini dilkasanakan di Fakultas ekonomi dan
Bisnis Univesitas Singaperbangsa Karawang yang berlokasi di Jl. H.S.
Ronggowaluyo Telukjambe, Karawang 41361.
2. Waktu
Penelitan, Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai bulan
juli 2015, dengan jadwal kegiatan pada tale 1.3 sebagai berikut:
No.
|
Kegiatan
|
Waktu
penelitian
|
||||||
Minggu
ke-8
|
Minggu
ke-9
|
Minggu
ke-10
|
Minggu
ke-11
|
Minggu
ke-12
|
Minggu
ke-13
|
Minggu
ke-14
|
||
1
|
Pembuatan
judul
|
|||||||
2
|
BAB
I
|
|||||||
3
|
BAB
II
|
|||||||
4
|
BAB
III
|
|||||||
5
|
Pengumpulan
Data
|
|||||||
6
|
Kuesioner
|
|||||||
7
|
BAB
IV
|
|||||||
8
|
BAB
V
|
Table.1.3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen
2.1.1 Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu proses untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan. Manajemen tidak hanya dilakukan oleh suatu
perusahaan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari seperti mengatur diri
sendiri, keluarga, kelompok atau organisasi yang lainnya. Dengan manajemen yang
baik maka setiap kegiatan dalam proses mencapai tujuan dapat berjalan secara
efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya berikut definisi manajemen menurut
para ahli:
Menurut Malayu S.P Hasibuan
(2011:2), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut G.R. Terry, manejemen adalah
suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Menurut Harold Koontz dan Cyril
O’Donnel, manajemen merupakan usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui
kegiatan orang laih. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas
sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
Berdasarkan definisi yang
dikemukakan oleh beberapa para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah seni ilmu untuk mengatur pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya secara efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
2.1.2 Kajian Teori Manajemen
Pada dasarnya kemampuan manusia itu
terbatas (fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian) sedangkan kebutuhan tidak
terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam
melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas dan tanggung
jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab ini maka
terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam
organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan
dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai (Hasibuan, 2009:3)
Pada dasarnya setiap aktivitas atau
kegiatan selalu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan perusahaan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sasaran (objectives) dan tujuan (goals). Sasaran
merupakan hasil yang diinginkan atau target yang akan dicapai pada suatu waktu
tertentu. Sasaran sifatnya spesifik, menyatakan apa yang akan diselesaikan dan
mengindikasikan kapan hal itu akan dicapai. Tujuan merupakan petunjuk umum yang
dinyatakan secara luas tentang apa yang akan dicapai oleh perusahaan atau
individu (Pandji Anoraga, 2009:112)
Manajemen sebagai suatu proses
dipandang sebagai rangkaian kegiatan sari fungsi-fungsi manajemen untuk
mengkoordinir dan mengintregasikan penggunaan sumber daya yang ada dalam
perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut Skinner dalam Pandji
Anoraga (2009:114) fungsi manajemen meliputi :
1. Perencanaan
(planning) merupakan fungsi paling awal yang merupakan pedoman kearah mana
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Pengorganisasian
(organizing) merupakan fungsi manajemen yang mengelompokkan orang memberikan
tugas, menjalankan tugas misi.
3. Susunan
kepegawaian (staffing) merupakan fungsi manajemen untuk menyeleksi,
menempatkan, melatih (training) dan mengembangkan pegawai.
4. Pengarahan
(directing) merupakan fungsi manajemen untuk mengarahkan dab memberikan
perintah.
5. Pengendalian
(controlling) merupakan suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas aktual
perusahaan sesuai dengan yang telah direncanakan.
2.2 Manajemen Pemasaran
2.2.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran
merupakan proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan
informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan
dan keinginan manusia. Inti dari pemasaran adalah mengidentifikasi dan memnuhi
kebutuhan manusia dan social. Berikut adalah pengertian pemasaran menurut para
ahli :
Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong
(2008:6), pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial dimana pribadi
atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan dan pertukaran nilai denfan yang lain.
Menurut American Marketing
Association dalam kotler dan keller (2009:5): pemasaran adalah suatu fungsi
organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomuniasikan, dan
memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan
cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingan.
Menurut Hermawan Kertajaya dalam
buku Buchari Alma (2013:3), pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis strategi
yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, perubahan values dari suatu
inisiator keopada stakeholdernya.
Berdasarkan definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa pemasaran adalah serangkaian kegiatan dalam merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk atau jasa melalui
pertukaran untuk memuaskan kebutuhan konsumen.
2.2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran merupakan salah
satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam
upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan
menetapkan laba. Berikut adalah pengertian manajemen pemasaran menurut para ahli:
Phillip Kotler dan Kevin Lane Keller
(2009:5) mengemukakan pendapat: Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu
memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan
dengan menciptakan, ,enyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang
unggul.
Menurut Ben M. Enis dalam buku Buchari
Alma (2013:130) bahwa : Manajemen pemasaran ialah proses untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu
atau oleh perusahaan.
Dari pendapat oara ahli diatas maka
dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah serangkaian proses
penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program
pemasaran untuk mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan
menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nialai pelanggan yang unggul
guna mencapai tujuan organisasi.
2.2.3 Kajian Teori Manajemen Pemasaran
Organisasi
tentunya mempunyai gagasan mengenai tingkat transaksi yang diinginkan dengan
pasar target. Pada suatu waktu, tingkat permintaan aktual dapat berada dibawah,
sama, atau diatas tingkat permintaan yang di inginkan. Artinya, mungkin terjadi
keadaan dimana tidak ada permintaan, permintaan lemah, permintaan memadai,
permintaan berlebihan dan seterusnya. Manajemen pemasaran harus berhadapan
dengan berbagai keadaan yang berbeda ini (Pandji Anoraga, 2009:217).
Ada delapan keadaan permintaan yang
mungkin terjadi menurut Philip Kotler dan Kevin L Keller (2009:8) yaitu:
1. Permintaan
negative yaitu konsumen tidak menyukai produk dan berusaha menghindarinya.
2. Permintaan
yang tidak ada yaitu konsumen mungkin tidak sadar akan atau tidak tertarik pada
produk.
3. Permintaan
laten yaitu konsumen mungkin memiliki suatu kebutuhan yang kuat yang tidak bisa
di penuhi produk yang ada.
4. Permintaan yang menurun yaitu konsumen mulai
jarang membeli produk atau tidak membeli sama sekali.
5. Permintaan
tidak teratur yaitu konsumen membeli secara musiman, bulanan, mingguan, harian
bahkan dalam hitungan jam
6. Permintaan
penuh yaitu konsumen membeli semua produk yang dilempar kepasar.
7. Permintaan
berlimpah yaitu konsumen mau membeli produk lebih banyak darpada produk yang
ada.
8. Permintaan
tak sehat yaitu konsumen mungkin tertarik pada produk yang memiliki konsekuensi
social yang tidak di inginkan.
Manajer
pemasaran melaksanakan tugas-tugas ini dengan menyelenggarakan riset, perencanaan,
implementasi dan pengendalian pemasaran. Dalam perencanaan pemasaran, para
pemasar harus mengambil keputusan mengenai “pasar target”, penentuan
posisi pasar (market positioning,
pengembangan produk, penetapan harga, saluran distribusi, distribusi fisik,
komunikasi dan promosi (Pandji Anoraga, 2009:220).
Selain
merencanakan pemasaran, manajemen pemasaran juga harus membuat strategi
pemasaran. Strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah dibidang
pemasaran untuk memperoleh suatu hasil yang optimal. Strategi pemasaran
mengandung dua faktor yang terpisah tapi berhubungan erat, yakni :
1. Pasar
target/sasaran yaitu suatu kelompok konsumen yang homogeny, yang merupakan
sasaran perusahaan
2. Bauran
pemasaran (marketing mix), yaitu variable-variabel pemasaran yang dapat
dikontrol, yang akan di kombinasikan oleh perusahaan untuk memperoleh hasil
yang maksimal antara lain produk, harga, distribusi dan promosi.
Kedua
faktor ini berhubungan erat. Pasar sasaran merupakan suatu sasaran yang akan
dituju, sedangkan bauran pemasaran merupakan alat untuk menuju sasaran tersebut
(Pandji Anoraga, 2009:231)
2.3
Citra Merek
2.3.1 Pengertian Merek
Merek
merupakan produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut
dengan beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk
memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa fungsional, rasional, atau
nyata berhubungan dengan kinerja produk dari merek. Perbedaan ini juga bisa
bersifat simbolis, emosional, atau tidak nyata berhubungan dengan apa yang
direpresantikan merek. Kemudian merek di definisikan menurut para ahli yaitu
sebagai berikut:
American Marketing Association dalam
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009:258) mendefinisikan bahwa:
Merek
sebagai nama, istilah benda, tanda, lambing, atau desain, atau kombinasinya,
yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu
penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan merek dari para pesaing.
Di dalam Undang-undang Merek (UU No.
19 Tahun 1992) dinyatakan pada Bab 1 (Ketentuan Umum), Pasal 1 dalam buku
Buchari Alma (2013:148) bahwa:
Merek
adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Berdasarkan pendapat diatas maka
dapat disimpulkan bahwa merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambing, atau
desain, atau kombinasinya, bertujuan untuk mengidentifikasikan suatu barang
atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan
merek dari para pesaing serta untuk mencapai tujuan organisasi.
2.3.2 Pengertian Citra Merek
Citra merek merupakan hasil pandangan
atau penilaian konsumen terhadap suatu merek yang lebih baik atau buruk. Hal
ini berdasarkan pertimbangan atau penyeleksian dengan membandingkan perbedaan
yang terdapat pada beberapa merek, sehingga yang penawarannya sesuai dengan
kebutuhan konsumen akan terpilih. Maka konsumen akan memiliki penilaian yang
lebih pada merek tersebut.
Berikut ini adalah pengertian citra
merek menurut beberapa ahli menurut J. Supranto dan Nandan Limakrisna
(2011:128), mendefinisikan bahwa:
Citra
merek ialah apa yang konsumen piker atau rasakan ketika mereka mendengar atau
melihat nama suatu merek atau pada intinya apa yang konsumen telah pelajari
tentang merek.
Sedangkan pengertian citra merek
menurut Fandy Tjiptono (2005:49) bahwa:
Citra
merek yaitu deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek
tertentu.
Ahli lainnya Aaker dalam Simamora
(2003:96) menyatakan bahwa: citra merek adalah seperangkat asosiasi unik yang
ingin diciptakan atau dipelihara para pemasar. Asosiasi-asosiasi merek itu menyatakan
apa sesungguhnya merek dan apa yang dijanjikannya pada konsumen.
Dari definisi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa citra merek merupakan sekumpulan asosiasi merek yang
diciptakan dan dipelihara pemasar sehingga terbentuk dan melekat dibenak konsumen.
2.3.3 kajian Teori Citra Merek
2.3.3.1 Tipe Utama Merek
Menurut (whitwell, et al, 2003)
dalam Fandy Tjiptono (2014:116), secara garis besar terdapat 3 (tiga) tipe
utama merek, dimana masing-masing memiliki citra merek yang berbeda.
1. Attribute
brands, yaitu merek-merek yang mampu mengkomunikasikan keyakinan/kepercayaan
terhadap atribut fungsional produk. Kerapkali sangat sukar bagi konsumen untuk
menilai kualitas dan fitur secara obyektif atas begitu banyak tipe produk,
sehingga mereka cenderung memilih merek-merek yang kelihatannya sesuai dengan
kualitasnya
2. Aspirational
brands, yaitu merek-merek yang menyampaikan citra tentang tipe orang yang
membeli bersangkutan. Citra tersebut tidak dapat menyangkut produknya, tetapi
justru lebih banyak berkaitan dengan gaya hidup yang didambakan. Keyakinan
dipegang oleh konsumen bahwa dengan merek semacam ini, akan tercipta asosiasi
yang kuat dengan dirinya dengan kelompok aspirasi tertentu.
3. Experience
brands, yaitu mencerminkan merek-merek yang menyampaikan citra asosiasi dan
emosi bersama (shared associations and emotions). Tipe ini memiliki citra
sekedar aspirasi dan lebih berkenan dengan kesamaan filosofi antara merek dan
konsumen individual. Experience brands yang sukes menekspresikan individualitas
dan pertumbuhan personal.
2.3.3.2 Peran Merek
Merek
mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen bisa
individual atau organisasi untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada
pabrik atau distributior tertentu. Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama
secara berbeda tergantung pada bagaimana pemerekan produk tersebut. Konsumen
dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung pada bagaimana
pemerekan produk tersebut.
Merek juga melaksanakan fungsi yang
berharga bagi perusahaan. Pertama, merek menyederhanakan penanganan atau
penelusuran produk. Merek membantu mengatur catatan persediaan dan catatan
akuntnasi. Merek juga menawarkan perlindungan hokum kepada perusahaan atau
fitur-fitur atau aspek unit produk. Nama merek dapat dilimdumgi melalui hak
paten, dan kemasan dapat dilindungi melalui hak cipta dan rancangan hak milik.
Hak milik intelektual ini memastikan bahwa perusahaan dapat berinvestasi dengan
aman dalam merek tersebut dan mendapatkan keuntungan dari sebuah asset yang
berharga.
Merek menandakan tingkat kualitas
tertentu sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah memilih produk kembali.
Loyalitas merek memberikan tingkat permintaan yang aman dan dapat diperkirakan
bagi perusahaan, dan menciptakan penghalang yang mempersulit perusahaan lain
untuk memasuki pasar. Loyalitas juga dapat diterjemahkan menjadi kesediaan
pelanggan untuk membayar harga yang lebih tinggi sering kali 20% sama 25% lebih
tinggi dari pada merek pesaing. Meskipun pesaing dapat meniru proses manufaktur
dan desain produk, mereka tidak dapat dengan mudah menyesuaikan kesan yang
tertinggal lama dipikiran orang dan organisasi selama bertahun-tahun melalui
pengalaman produk dan kegiatan pemasaran. Artinya penetapan merek dapat menjadi
alat yang berguna untuk mengamankan keunggulan kompetitif.
2.3.3.3 Ruang Lingkup Penetapan Merek
Penetapan
merek (branding) adalah memberikan kekuatan merek kepada produk dan jasa.
Penetapan merek adalah tentang menciptakan antar produk. Pemasar harus
mengajarkan tentang “siapa” produk itu pada konsumen dengan memberikan namanya
dan elemen merek lain untuk mengidentifikasi produk begitu pula dengan apa yang
dilakukan produk dengan mengapa konsumen harus memperhatikannya. Penempatan
merek menciptakan struktur mental yang membantu konsumen mengatur pengetahuan
mereka tentang produk dan jasa dengan cara yang menjelaskan pengambilan
keputusan mereka dan dalam prosesnya memberikan nilai bagi perusahaan.
Agar strategi penempatan merek
berhasil dan merek dapat tercipta, konsumen harus diyakinkan bahwa ada
perbedaan berarti di antara mereka dalam kategori produk dan jasa. Perbedaan
merek sering berhubungan dengan atribut atau manfaat
Manfaat-manfaat Merek
No
|
Manfaat
Merek
|
Deskripsi
|
1
|
Manfaat
Ekonomik
|
a.
Merek merupakan sarana bagi
perusahaan untuk saling bersaing merebutkan pasar.
b.
Konsumen memilih merek
berdasarkan value for money yang ditawarkan berbagai macam merek.
c.
Relasi antara merek dan konsumen
dimulai dari penjualan.
|
2
|
Manfaat
Fungsional
|
a.
Merek memberikan peluang bagi
diferensiasi. Selain memperbaiki kualitas (diferensiasi vertikal),
perusahaan-perusahaan juga memperluas mereknya dengan tipe-tipe produk baru
(diferensiasi horizontal).
b.
Merek memberikan jaminan
kualitas. Apabila konsumen membeli merek yang sama lagi, maka ada jaminan
bahwa kinerja merek tersebut akan konsisten dengan sebelumnya.
c.
Pemasar merek berempati dengan
para pemakai akhir dan masalah yang akan diatasi merek yang ditawarkan
d.
Merek memfasilitasi ketersediaan
produk secara luas
e.
Merek memudahkan iklan dan
sponsorship
|
3
|
Manfaat
psikologi
|
a.
Merek merupakan penyederhanaan atau simplikasi
dari semua informasi produk yang perlu diketahui konsumen
b.
Pilihan merek tidak selalu didasarkan pada
pertimbangan rasional. Dalam banyak kasus, faktor rmosional (seperti gengsi
dan citra social) memainkan peran dominan dalam keputusan pembelian.
c.
Merek
|
2.3.4 Dimensi Citra Merek
Suatu merek yang di lancarkan oleh
produsen merupakan suatu janji produsen yang sifatnya spesifik, dan benefit
yang ditawarkan pada konsumen. Merek yang
baik dan terkenal menjamin adanya tingkatan mutu atau kualitas. Menurut Kotler
dalam buku Buchari Alma (2013:157) menyatakan ada 6 arti merek yaitu:
1. Attribute,
(atribut) ada suatu atribut yang melekat pada suatu merek. Misalnya barang
mahal, mutu bagus, tahan lama, tidak luntur dsb.
2. Benefit,
(manfaat) kata benefit diartikan sebagai
functional dan emotional benefit. Istilah tahan lama bisa dikatakan
functional benefit, sedangkan barang mahal ini, dapat diarttikan emotional
benefit, yang penting barang tersebut, biar mahal tapi sangat menguntungkan.
3. Value
barang, (nilai) mahal memiliki nilai tinggi bagi pengguna, karena dapat
menaikkan gengsi/prestige. Kenyamanan dan keselamatan.
4. Culture,
(budaya) ini masalah budaya, yang terkesan, terkenal, efisien, selalu membeli
barang berkualitas tinggi
5. Persnonality,
(kepribadian) memperlihatkan atau memberi kesan kepribadian tertentu, misalnya
membeli mobil Mercedes, atau rolex menimbulkan kesan tersendiri bagi pamakai
6. User,
(pemakai) memberi kesan bahwa mayoritas pemakai produk tersebut adalah orang
dari kelas social tertentu.
2.4
Promosi
2.4.1 Pengertian Promosi
Swastha
Basu dan Handoko, Hani, T, 2000 : 315 Promosi adalah semua jenis kegiatan
pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Sedangkan pengertian lain
promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran
Menurut
Kusmono (2001 : 374), definisi promosi adalah usaha yang dilakukan pasar untuk
mempengaruhi pihak lain agar
berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran
Pengertian
promosi menurut Tjiptono adalah bentuk komunikasi pemasaran artinya aktivitas
pemasaran yang berusahan menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan
Ketiga
definisi tersebut pada pokoknya sama meskipun titik beratnya berbeda.
Pertukaran akan terjadi karena adanya permintaan dan penawaran, dengan adanya
permintaan akan mendorong terciptanya pertukaran. Jadi promosi merupakan salah
satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai
proses berlanjut. Dengan promosi menyebabkan orang yang sebelumnya tidak
tertarik untuk membeli suatu produk akan menjadi tertarik dan mencoba produk
sehingga konsumen melakukan pembelian.
2.4.2 Variabel Promosi
Menurut
Kotler dan Armstrong variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix ada
lima, yaitu:
1. Periklanan
(advertising)
Segala
biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non
pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa.
Penjualan
Personal (personal selling)
Presentasi
pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan
membangun hubungan dengan pelanggan.
2. Promosi
penjualan (sales promotion)
Insentif
jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan
suatu
produk atau jasa.
3. Hubungan
masyarakat (public relation)
Membangun
hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun “citra
perusahaan” yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan
peristiwa yang dapat merugikan.
4. Pemasaran
langsung (direct marketing)
Komunikasi
langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus
untuk
memperoleh tanggapan langsung.
Dengan
demikian maka promosi merupakan kegiatan perusahaan yang dilakukan dalam rangka
memperkenalkan produk kepada konsumen sehingga dengan kegiatan tersebut
konsumen tertarik untuk melakukan pembelian.
2.4.5 Tahap-tahap Promosi
Pelaksanaan
promosi akan melibatkan beberapa tahap, antara lain Swasta, Basu dan Handoko,
Hani, T, 2000 : 359-361). :
1. Menentukan
Tujuan
Tujuan
promosi merupakan awal untuk kegiatan promosi. Jika perusahaan menetapkan
beberapa tujuan sekaligus, maka hendaknya dibuat skala prioritas atau posisi
tujuan mana yang hendak dicapai lebih dulu.
Mengidentifikasi
Pasar yang Dituju.
Segmen
pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam promosinya harus dapat dibatasi
secara terpisah menurut faktor demografis dan psikografis. Pasar yang dituju
harus terdiri atas individu-individu yang sekiranya bersedia membeli produk
tersebut selama periode yang bersangkutan.
2. Menyusun
Anggaran
Anggaran
promosi sangat penting untuk kegiatan-kegiatan perencanaan keuangan dari
manajer pemasaran. Anggaran digunakan untuk mengarahkan pengeluaran uang dalam
mencapai tujuan tersebut.
3. Memilih
Berita
Tahap
selanjutnya dimulai dengan berita yang tepat untuk mencapai pasar yang dituju
tersebut. Sifat berita itu akan berbeda-beda tergantung pada tujuan promosinya.
Jika suatu produk itu masih berada pada tahap perkenalan dalam siklus
kehidupannya, maka informasi produk akan menjadi topik utama. Sedangkan pada
tahap selanjutnya perusahaan lebih cenderung mengutamakan tema promosi yang
bersifat persuasif.
4. Menentukan
Promotional Mix
Perusahaan
dapat menggunakan tema berita yang berbeda-beda pada masing-masing kegiatan
promosinya. Misalnya, hubungan masyarakat dapat dilakukan untuk menciptakan
kesan positif terhadap perusahaan diantara para pembeli. Periklanannya dapat
dititik beratkan untuk memberikan kesadaran kepada pembeli tentang suatu produk
atau perusahaan yang menawarkannya.
5. Memilih
Media Mix
Media
adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak sasaran. Untuk
alternatif media secara umum dapat dikelompokkan menjadi media cetak (surat
kabar, majalah, tabloid, brosur, selebaran) media elektronik (Televisi , radio)
media luar ruang (baleho, poster, spanduk, balon raksasa) media lini bawah
(pameran, direct mail, point of purchase, kalender). Untuk itu manajer harus
memilih media yang cocok untuk ditujukan pada kelompok sasaran produk
perusahaan.
6. Mengukur
Efektifitas
Pengukuran
efektifitas ini sangat penting bagi manajer. Setiap alat promosi mempunyai
pengukuran yang berbeda-beda, tanpa dilakukannya pengukuran efektifitas
tersebut akan sulit diketahui apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau
tidak.
7. Mengendalikan
dan Memodifikasi Kampanye Promosi
Setelah
dilakukan pengukuran efektifitas, ada kemungkinan dilakukan perubahan rencana
promosi. Perubahan dapat terjadi pada promotional mix, media mix, berita,
anggaran promosi, atau cara pengalokasian anggaran tersebut. Yang penting,
perusahaan harus memperhatikan kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat untuk
menghindari kesalahan yang sama di masa mendatang.
2.5
Keputusan Pembelian
2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Pengambilan keputusan merupakan
suatu proses dimana konsumen dihadapkan pada masalah yang akan dipercayakan.
Teori Freud dalam buku Kotler & Amstrong (2008:173) menyatakan bahwa
keputusan pembelian seseorang dipengaruhi oleh motif bawah sadar yang bahkan
tidak dipahami sepenuhnya oleh pembeli.
Menurut Kotler & Amstrong
(2008:181) definisi keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang
disukai, tetapi dua faktor bisa berbeda antara niat pembelian dan keputusan
pembelian.
Menurut Ujang Sumarwan (2004:294)
keputusan konsumen untuk memutuskan membeli atau mengkonsumsi produk tertentu
akan diawali oleh langkah-langkah pengenalan kebutuhan, waktu, perubahan
situasi, pemilihan produk, konsumsi produk, perbedaan individu, pengaruh
pemasaran, pencarian informasi, pencarian internal, dan pencarian eksternal.
Kotler, dikutip oleh Jurnal
Administrasi Indonesia, mengatakan ada lima peran yang dimainkan seseorang di
dalam keputusan pembelian, yaitu:
1. Pemrakarsa,
adalah orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan gagasan membeli produk
atau jasa tertentu.
2. Pemberi
pengaruh, adalah orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan
pembelian.
3. Pengambilan
keputusan, adalah orang yang akhirnya membuat keputusan membeli atau sebagian
dari itu apakah membeli, apa yang dibeli, bagaimana membelinya atau dimana membelinya.
4. Pembeli,
adalah orang-orang yang benar-benar melakukan pembeliaan.
5. Pengguna,
adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.
Dari
beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian
merupakan membeli segala sesuatu yang disukai yang dipengaruhi oleh dorongan
dari dalam diri yang tidak dipahami oleh pembeli.
2.5.2 Dimensi Keputusan Pembelian
Proses psikologi dasar memainkan
peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan
pembelian. Periset pemasaran telah mengembangkan “model tingkat” proses
keputusan pembelian. Konsumen melalui lima tahap yaitu pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku
pasca pembelian.
Adapun proses pengambilan keputusan
pembelian melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Pengenalan
Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli
menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal
atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kehidupan normal
seseorang yaitu rasa lapar, haus, seks. Naik ke tingkatan maksimum dan menjadi
dorongan atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal.
2. Pencarian
Informasi
Sumber
informasi utama dimana konsumen dibagi menjadi empat kelompok:
a. Pribadi.
Keluarga, teman, tetangga, rekan
b. Komersial.
Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.
c. Publik.
Media masa, organisasi pemeringkat konsumen
d. Eksperimental.
Penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
3. Evaluasi
Alternatif
Setelah mendapat informasi dan merancang
sejumlah pertimbangan dari produk alternatif yang tersedia, konsumen siap untuk
membuat suatu keputusan. Konsumen akan menggunakan informasi yang tersimpan di
dalam ingatan, ditambah dengan informasi yang diperoleh dari luar untuk
membangun suatu kriteria tertentu.
4. Keputusan
Pembelian
Dalam tahap evaluasi. Konsumen membentuk
preferensi antarmerek dalam kumpulan pilihan. Dalam melaksanakan maksud
pembelian, konsumen dapat membentuk lima subkeputusan: merek (merek A), penyalur
(penyalur 2), kuantitas (satu komputer), waktu (akhir minggu), metode
pembayaran (kartu kredit).
5. Perilaku
Pasca pembelian
Setelah pembelian, konsimen mungkin
mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau
mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap
informasi yang mendukung keputusannya. Kepuasan pascapembelian merupakan fungsi
kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan produk. Jika kinerja .tidak
memenuhi harapan, konsumen kecewa, jika memenuhi harapan konsumen puas, jika
melebihi harapan konsumen sangat puas. Tindakan pascapembelian jika konsumen
puas, mungkin ingin membeli produk itu kembali. Pelanggan yang uas juga
cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek kepada orang lain.
2.6 Kerangka Berpikir
Suatu kerangka pemikiran merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori dengan berbagai faktor yang lebih
teridentifkasi sebagai masalah riset. Secara teoritis dijelaskan hubungan antar
variable independen dan dependennya yang telah ditetapkan. Kerangka pemikiaran
akan memberikan manfaat berupa persepsi yang sama antara penulis dan pembaca
terhadap alur dari pikiran peneliti, dalam rangka membentuk hipotesis-hipotesis
risetnya secara logis
2.6.1 Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan
Pembelian
Menurut Kotler Citra Merek adalah
persepsi konsumen terhadap produknya. Dengan citra merek dari perusahaan atas
produk yang dihasilkan oleh perusahaan diharapkan agar dapat menimbulkan
keinginan konsumen untuk melakukan pembelian.
2.6.2 Pengaruh Promosi terhadap Keputusan Pembelian
Menurut
Kotler Promosi adalah bagian dan proses strategi pemasaran sebagai cara untuk
berkomunikasi dengan pasar menggunakan komposisi bauran promosi. Dengan promosi
yang digunakan perusahan yang bertujuan untuk mempengaruhi konsumen untuk
membeli produk tersebut.
2.7
Hipotesis
Berdasarkan
kerangka pemikiran diatas, hipotesis-hipotesis ini ditetapkan sebagai berikut
yang mana terdapat pengaruh positif antara citra merek, promosi dan keputusan
pembelian konsumen Handphone berbasis android pada Mahasiswa Prodi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA yang diuraikan sebagai berikut:
1. Terdapat
hubungan korelasi antara citra merek dengan dengan promosi terhadap keputusan
pembelian pada pengguna Handphone berbasis android.
2. Terdapat
pengaruh secara parsial dari citra merek dan promosi terhadap keputusan
pembelian pada pengguna Handphone berbasis android.
3. Terdapat
pengaruh secara simultan dari citra merek dan promosi terhadap keputusan pembelian
pada Handphone berbasis android.
Metode Penelitian
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Cara ilmiah kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis (Sugiyono, 2013:18). Pada
penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif dan verifikatif.
Menurut Sekar Paramitha (2014:47)
penelitian deskriptif adalah menganalisis dan menyajikan data secara
sistematik, sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.
Penelitian verifikatif menurut Sugiyono (2010:13) dalam Diah Susilawati (2013)
adalah metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, dan analisis data
bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Secara deskriptif penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai variabel citra merk sebagai
variabel bebasnya serta variabel keputusan pembelian sebagai variabel terikat.
Sedangkan secara verifikatif bertujuan untuk menguji hipotesis dengan
perhitungan statistik.
3.2 Desain Penelitian
Dalam penyusunan laporan proposal
skripsi mini ini, memerlukan data dan informasi data yang lengkap dan tepat.
Agar data dan informasi yang diperoleh sesuai dengan permasalahan yang ada,
dalam modul Methodologi Penelitian Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA (2014:13)
desain penelitian dijelaskan sebagai berikut :
1. Rancangan
Penelitian Berdasarkan Tujuan
Berdasarkan tujuannya
penelitian ini merupakan penelitian terapan. Penelitian terapan dilakukan
dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang
diterapkan dalam memecahkan suatu masalah praktis (Sugiyono, 2012:4). Desain
penelitian ini ditujukan untuk melakukan kegiatan akademik yang terstruktu dan
informatif sehingga dapat memudahkan kegiatan penelitian dalam penambahan data
dan pencarian data dengan sumber yang
ada dilapangan.
2. Rancangan
Penelitian Berdasarkan Metode Penelitian
Berdasarkan metodenya
yaitu penelitian termasuk penelitian survey menurut Kerlinger dalam Sugiyono
(2010:49), Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi
dasar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang
diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,
distribusi, dan hubungan antar variabel, sosiologis, maupun psikologi.
Penelitian terjun langsung kelapangan untuk memperoleh data dengan cara wawancara
atau mengisi kuisioner.
3. Rancangan
Penelitian Berdasarkan Tingkat Eksplanasinya
Berdasarkan tingkat
eksplanasinya penelitian ini termasuk penelitian Asosiatif. Menurut Sugiyono
(2008:5) dalam Diah Susilawati (2014) penelitian asosiatif merupakan penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
Penelitian asosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(atau lebih) tersebut. Dimana hubungan antara variabel dalam penelitian akan
dianalisis dengan menggunakan ukuran-ukuran statistika yang relevan atas data
tersebut untuk menguji hipotesis.
4. Berdasarkan
Jenis Data dan Model Analisisnya
Berdasarkan jenis datanya
penelitian ini termasuk kedalam penelitian kuantitatif. Dimana data kuantitatif
dianalisis dengan mengutamakan analisis statistik.
Berikut
ini adalah desain penelitian yang akan menggambarkan alur atau tahapan-tahapan
yang dilakukan dalam penelitian ini.
Gambar
3.1
Desain
Penelitian
Gambar
tersebut diatas menjelaskan tahapan-tahapan dalam desain penelitian. Tahapan
pertama yang akan dilakukan dalam studi pendahuluan pada objek penelitian,
yaitu di lingkungan Kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA Karawang. Untuk
meminta data dan melakukan observasi awal tentang kondisi para pelanggan yang
kemudian dapat dijadikan latar belakang penelitian. Setelah itu dilakukan
identifikasi masalah, dimana identifikasi masalah tersebut sebagai dasar dalam
membuat suatu kerangka pemikiran penelitian yang selanjutnya menentukan
hipotesis penelitian.
Setelah
tahapan tadi selesai dikerjakan, dibuatlah suatu desain penelitian sebagai
kerangka untuk melakukan penelitian. Kemudian peneliti perlu melakukan konseptualisasi
atas variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dengan menggunakan
beberapa literatur dan studi pustaka yang sesuai untuk kemudian
variabel-variabel tersebut dapat didefinisikan secara operasional.
Selanjutnya
setelah desain penelitian dibuat, perlu ditentukan populasi dan kemudian
menentukan sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini. Dari
jumlah sampel yang telah diketahui dapat diperoleh data-data dari para
responden untuk kemudian dikumpulkan dan dianalisis melalui Analisis Jalur atau
Path Analysis. Namun, sebelum
dilakukan analisis terhadap data yang telah terkumpul dari para responden
dilakukan uji validitas terlebih dahulu, bila valid maka data tersebut dapat
dianalisis, sedangkan jika tidak valid bisa dipertimbangkan apakah akan tetap
diikutkan dalam analisis atau kembali merujuk pada definisi variabel penelitian
secara operasional. Tahapan terakhir, setelah dilakukan analisis data maka
penulis dapat menarik kesimpulan atas hasil analisis tersebut dan
menginterpretasikannya.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:63),
variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diperoleh informasi tentang hal
tersebut dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini menggunakan
tiga variabel bebas (X₁ dan X₂) dan satu variabel terikat (Y). Dalam hal ini
variabel X₁ adalah Kualitas Pelayanan dan variabel X₂ adalah Promosi yang
mempengaruhi variabel Y yaitu Kepuasan Pelanggan terhadap Mahasiswa/i Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UNSIKA Karawang.
Tabel
3.1
Data
Variabel Penelitian
Variabel
|
Sub
Variabel
|
Indikator
|
Nomor
Pernyataan
|
Citra Merek (X1)
|
Atribut
|
1. Kemasan
2. Logo Merek
3. Warna
4. Nama
Merek
|
1,2,3,4
|
Manfaat
|
5. Manfaat
Fungsional/keawetan
6. Kemudahan
Menggunakan Produk
|
5,6
|
|
Nilai
|
7. Harga
8. Kualitas
Produk
|
7,8
|
|
Budaya
|
9. Gaya
Hidup
10. Lingkungan
|
9,10
|
3.1
Tabel
Data Variabel Penelitian (Lanjutan)
Variabel
|
Sub Variabel
|
Indikator
|
Nomor Pernyataan
|
Promosi (X2)
|
Advertising
|
1.
Promosi melalui iklan
2.
Website
3.
Brosur
4.
Bill board
|
1,2,3,4
|
Personal Selling
|
5.
Penjelasan yang dilakukan
costumer service
6.
Membangun hubungan dengan
pelanggan
|
5,6
|
|
Sales Promotion
|
7.
Kebijakan harga
8.
Hadiah
9.
Diskon bagi member
10. Jaminan
fasilitas
|
7,8,9,10
|
Tabel
3.1
Data
Variabel Penelitian (Lanjutan)
Variabel
|
Sub Variabel
|
Indikator
|
Nomor Pernyataan
|
Keputusan Pembelian (Y)
|
Pengenalan Masalah
|
11. Pengenalan
produk
12. Kebutuhan
|
1,2
|
Pencarian Masalah
|
13.
Sumber Komersial
14.
Sumber Pengalaman
|
3,4
|
|
Evaluasi Alternatif
|
15. Keyakinan
16. Sikap
|
5,6
|
|
Keputusan Pembelian
|
17. Pilihan
Produk
18. Waktu
Pembelian
|
7,8
|
|
Perilaku Pasca Pembelian
|
19. Kepuasan
Pasca Pembelian
20. Tindakan
Pasca Pembelian
|
9,10
|
3.4 Definisi Konseptual
Definisi konseptual merupakan
suatu definisi yang diberikan peneliti pada masing-masing variabel penelitian
secara konsep (teori), artinya konsep tersebut telah dikemukakan oleh para ahli
atau pakar.
3.4.1 Definisi Konseptual Citra Merek
Definisi konseptual dalam penelitian ini
bahwa citra merek merupakan sekumpulan asosiasi merek yang diciptakan dan
dipelihara pemasar sehingga terbentuk dan melekat dibenak konsumen.
3.4.2
Definisi Konseptual Promosi
Promosi adalah
sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen
mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik,
mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen. (Buchari Alma, 2006:179)
3.4.3 Definisi Konseptual Keputusan Pembelian
Definisi konseptual keputusan pembelian
adalah serangkaian proses dalam menentukan untuk membeli merek yang disukai
terhadap dua pilihan atau lebih yang dipengaruhi oleh motif bawah sadar
pembeli.
3.5 Definisi
Operasional
Menurut Umar dalam Buku Panduan
Penulisan Skripsi Mahasiswa S1 Manajemen (2015:25), definisi operasional adalah
penentuan suatu konstruk (hal-hal yang sulit diukur) sehingga ia menjadi
variabel-variabel yang dapat diukur.
3.5.1 Definisi
Operasional Citra Merek
Definisi Operasional Citra Merek
sekumpulan asosiasi merek yang diciptakan dan pelihara pemasar sehingga
terbentuk dan melekat dibenak konsumen yaitu Mahasiswa sebagain konsumen
pengguna handphone berbasis android
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA. Untuk mengetahui penilaian konsumen
terhadap citra merek pada handphone berbasis
android digunakan teori Kotler dalam Buchari Alma (2013:157) yang menyatakan
bahwa citra merek mempunyai 6 tingkat makna atau pengertian, yaitu sebagai
berikut:
1.
Attribute,
(atribut) ada sesuatu atribut yang melekat pada suatu mereka misalnya barang
mahal, mutu bagus, tahan lama, tidak luntur dsb.
2.
Benefit,
(manfaat) kata atribut diartikan sebagai functional
dan emotional benefit. Istilah tahan
lama bisa dikatakan functional benefit, sedangkan barang mahal ini dapat
diartikan emotional obonefit yang penting barang tersebut biar mahal tapi
sangat menguntungkan.
3.
Value
barang, (nilai) mahal memiliki nilai tinggi bagi pengguna,
karena dapat menaikkan gengsi/prestige. Kenyamanan dan keselamatan.
4.
Culture,
(budaya) ini masalah budaya yang terkesan, terkenal, efisien, selalu membeli
barang berkualitas tinggi.
5.
Personality,
(kepribadian)
memperlihatkan atau memberi kesan kepribadian tertentu, misalnya membeli mobil
Mercedez atau Rolex menimbulkan kesan tersendiri bagi pemakai.
6.
User,
(pemakai)
memberi kesan bahwa mayoritas pemakai produk tersebut adalah orang dari kelas
sosial tertentu.
3.5.2
Definisi Operasional Promosi
Promosi
adalah cara perusahaan untuk memperkenalkan produk perusahaan kepada calon
konsumen serta membujuk dan menarik minat konsumen ataupun calon konsumen agar
mau membeli produk yang dikeluarkan oleh perusahaan serta memudahkan konsumen
untuk membeli produk-produknya.
3.5.3 Definisi Operasional Keputusan Pembelian
Definisi
Operasional Keputusan Pembelian adalah serangkaian proses dalam menentukan
untuk membeli merek yang disukai terhadap dua pilihan atau lebih yang
dipengaruhi oleh motif bawah sadar
pembeli. Proses psikologi dasar memainkan peranan penting dalam memahami
bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian, terutama dibenak
Mahasiswa pengguna handphone berbasis
android Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIKA. Periset pemasar telah mengembangkan
“model tingkat” proses keputusan pembelian (Kotler, 2009:184).
3.6 Instrumen Penelitian
Pada
prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur dalam
penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi, instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
Variabel
penelitian merupakan konsep utama dari kajian yang akan diteliti. Untuk lebih
jelasnya maka variabel harus disederhanakan dalam sub variabel atau dimensi
kajian sesuai teori yang digunakan dalam penelitian, selanjutnya variabel harus
dapat diukur dalam indikator-indikator agar dapat teridentifikasi lebih detail
sesuai teori dan kajian lapangan. (Buku Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa S1
Manajemen, 2015:25).
Jumlah instrumen penelitian terhitung pada
jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti, seperti dalam
penelitian kali ini "Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Promosi Terhadap
Kepuasan Pelanggan". Dalam hal ini
ada tiga instrumen yang perlu dibuat
yaitu :
1. Instrumen
untuk mengukur variabel citra merek (X1)
2. Instrumen
untuk mengukur variabel Promosi (X2)
3. Instrumen
untuk mengukur variabel pengambilan keputusan (Y)
Skor penilaian responden tentang
seberapa besar pengaruh Kualitas Pelayanan dan Promosi terhadap Kepuasan
Pelanggan pada Hotel Grand Pangestu Karawang diperoleh setelah responden
mengisi setiap pertanyaan dalam kuesioner yang mengungkapkan berpengaruh atau
tidak tentang Kualitas Pelayanan dan Promosi terhadap Kepuasan Pelanggan.
Berdasarkan dengan apa yang dilihat dan dialami oleh responden selama ini,
untuk setiap jawaban responden yang menyatakan :
A. Sangat
Tidak Baik diberi skor 1
B. Tidak
Baik diberi skor 2
C. Cukup
Baik diberi skor 3
D. Baik
diberi skor 4
E. Sangat
Baik diberi skor 5
3.7 Metode
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan
suatu usaha untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Hal ini
sangat penting karena pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan data yang
tersedia.
3.7.1 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.7.1.1 Populasi
Populasi adalah semua nilai baik
hasil penelitian, perhitungan, maupun pengukuran baik secara kuantitatif maupun
kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang
lengkap dan jelas menurut Usman dan Akbar dalam Lucky (2011). Sedangkan menurut
Sugiono dalam Lucky (2011),
Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
suatu kesimpulannya bahwa populasi yang diambil dari data Prodi Manajemen
Angkatan 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Singaperbangsa Karawang
sebanyak 160 dengan rincian sebagai berikut:
No.
|
Prodi
|
Mahasiswa
Pengguna Handphone Berbasis Android
|
1
|
MA1
|
20
|
2
|
MA2
|
20
|
3
|
MA3
|
20
|
4
|
MA4
|
20
|
5
|
MA5
|
20
|
6
|
MA6
|
20
|
7
|
MA7
|
20
|
8
|
MA8
|
20
|
Total
|
160
|
Sumber
: Hasil Survey peneliti, 2017.
3.7.1.2 Sampel
Sugiyono (2013:63) menjelaskan
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Cara menentukan berapa minimal sampel
dapat diketahui jika ukuran populasi diketahui, rumus untuk menghitung ukuran
sampel dapat digunakan rumus slovin sebagai berikut:
Dimana :
n = Jumlah sampel
N
=
Jumlah populasi
d = Signifikansi 5%
=
=
61,5 atau 62
Berdasarkan hasil perhitungan, maka
diperoleh sampel sebanyak 61,5 kemudian dibulatkan menjadi 62 orang responden.
3.7.1.3
Teknik Sampling
Untuk mendapatkan jumlah sampel yang
lebih representatif, maka teknik sampling
atau perhitungan beberapa jumlah sampel menggunakan sampling insidental. Sampling
insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data (Sugiyono, 2014:85). Dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling yaitu pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
identitas yang ada dalam populasi.
3.8 Jenis Data dan Sumber Data
3.8.1.1 Jenis Data
1. Data
Primer
Data primer adalah data yang
dipilih secara langsung dengan melakukan observasi, yaitu peneliti melakukan
penyebaran kuesioner kepada pihak yang dianggap dapat memberikan informasi
mengenai data-data yang dibutuhkan sebagai bahan pelengkap dalam penyusunan
skripsi.
2. Data
Sekunder
Data sekunder adalah data yang
dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder
ini biasanya telah
dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan
kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder juga dapat diperoleh melalui
jurnal-jurnal, majalah, koran, dan atau literatur lainnya. Data sekunder dalam
penelitian ini berupa laporan-laporan jumlah pelanggan, deskripsi
perusahaan, dan data mengenai faktor-faktor yang berasal dari
buku, jurnal, dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian.
Berdasarkan Jenis Data dapat berupa
:
1. Data
Kuantitatif
Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data
kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk
angka-angka. Penelitian ini termasuk penelitian data kuantitatif, dimana data
kuantitatif yang berasal dari skor data jawaban responden dari tiap pertanyaan
yang dianalisis dengan mengutamakan analisis statistik.
2. Data
Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang diperoleh bukan
dalam bentuk angka-angka atau tidak dapat dihitung, yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan pimpinan perusahaan dan karyawan dalam perusahaan serta
informasi-informasi yang diperoleh dari pihak lain yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.
3.8.1.2 Sumber Data
Dalam
Buku Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa S1 Manajemen (2015:35), sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 (dua), yaitu
1. Data
Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi
dan kondisi pada suatu organisasi yang digunakan oleh peneliti mencakup data
kepuasan pelanggan dan data lainnya yang mendukung sebagai data empirik dalam
penelitian.
2. Data
Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan
situasi atau kondisi yang ada diluar organisasi. Data eksternal ini mencakup
pada kuesioner yang disebarkan kepada responden yang diaggap mewakili pendapat
dari populasi yang ada.
3.8.1.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk
menunjang penelitian maka diperlukan pengumpulan data, teori, informasi yang
sesuai, jelas, dan mendukung agar dapat memberikan gambaran mengenai masalah
yang sebenarnya. Oleh karena itu, penulis menggunakan teknik pengumpulan data
dengan cara sebagai berikut :
1. Studi
Kepustakaan dan Dokumentasi Internal
Penelitian ini dimaksudkan sebagai cara untuk
mendapatkan landasan teori yang dapat dijadikan pedoman dalam membandingkan
antara teori yang didapat dengan praktek, yaitu dengan cara :
a. Membaca
literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti
b. Membaca
buku-buku, catatan-catatan kuliah serta tulisan lainnya yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti
2. Pengumpulan
Data Lapangan
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan
cara melakukan penelitian langsung (observasi) terhadap objek yang diteliti
dengan melalui kegiatan :
A. Wawancara
Wawancara adalah melakukan komunikasi secara
langsung dengan pihak perusahaan yang
berhubungan dengan objek penelitian yang dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan.
B. Observasi
Ada beberapa jenis subjek, objek, dan kejadian yang
dapat diobservasi oleh peneliti antara lain perilaku fisik, perilaku verbal,
perilaku ekspresif, benda fisik, atau kejadian-kejadian yang rutin dan
temporal. Teknik observasi dalam penelitian bisnis dapat dilakukan dengan
observasi langsung oleh peneliti atau dengan bantuan peralatan mekanik. Tipe
observasi yang dilakukan langsung oleh peneliti dinamakan observasi langsung, terutama untuk subjek atau objek penelitian
yang sulit diprediksi. Teknik observasi yang dilakukan dengan penelitian
mekanik antara lain kamera photo, video, mesin penghitung disebut observasi mekanik, observasi mekanik
umumnya diterapkan pada penelitian terhadap perilaku atau kejadian yang
bersifat rutin, berulang-ulang dan telah terprogram sebelumnya dengan baik.
Teknik observasi langsung maupun observasi mekanik
dapat dilakukan tanpa sepengetahuan subjek yang diteliti atau dengan
sepengetahuan responden. Observasi yang dilakukan tanpa sepengetahuan responden
dimaksudkan agar perilaku atau kejadian yang diamati dapat berlangsung wajar
atau alami dan untuk menghindari kemungkinan perilaku reaktif dari subjek yang
diteliti. Penggunakan teknik observasi langsung memungkinkan peneliti untuk
mengumpulkan data mengenai perilaku dan kejadian secara detail. Peneliti dalam
observasi langsung tidak berusaha untuk memanipulasi kejadian yang diamati.
Pengamat hanya mencatat apa saja yang terjadi sehingga mempunyai peran yang
pasif. Banyak tipe data yang dikumpulkan melalui teknik observasi langsung ini
hasilnya lebih akurat dan memerlukan biaya yang relatif lebih ekonomis
dibandingan dengan teknik wawancara atau pertanyaan yang digunakan dalam metode
survey. Data yang diperoleh melalui observasi langsung kadang digunakan untuk
melengkapi data yang diperoleh melalui wawancara atau kuesioner. Teknik
observasi langsung, meskipun tidak memerlukan komunikasi dengan responden,
tidak bebas dari kemungkinan kesalahan. Data yang dikumpulkan melalui teknik
ini kadang dipengaruhi oleh subjektifitas pengamat dalam menginterpretasikan
perilaku atau kejadian selama proses observasi berlangsung.
Metode observasi dalam penelitian terhadap perilaku
lebih menekankan pada respon subjek secara nonverbal dibandingkan dengan metode
survey yang lebih menekankan pada respon subjek secara verbal. Respon nonverbal
atau perilaku ekspresi yang umumnya dilakukan dalam komunikasi antara lain
mengangguk, tersenyum, dan ekspresi wajah lainnya atau bahasa tubuh. Observasi
terhadap perilaku ekspresi atau komunikasi nonverbal yang lain sering
menghasilkan interpretasi yang keliru.
C. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang
tertulis kepada responden untuk dijawab. Sesuai dengan kebutuhan penelitian, penulis
kuesioner semi terbuka dan berskala nominal dalam pembuatan kuesioner.
3.8.1.4 Teknik Skala
Dalam
penelitian ini menggunakan skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator
tersebut dijadikan tolak ukut untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif (Sugiyono, 2013:93).
Tabel
3.2
Skala
Likert
Kualitas
Pelayanan
|
Promosi
|
Kepuasan
Pelanggan
|
Bobot
Skor
|
Sangat Baik
|
Sangat Baik
|
Sangat Setuju
|
5
|
Baik
|
Baik
|
Setuju
|
4
|
Cukup Baik
|
Cukup Baik
|
Cukup Setuju
|
3
|
Tidak Baik
|
Tidak Baik
|
Tidak Setuju
|
2
|
Sangat Tidak Baik
|
Sangat Tidak Baik
|
Sangat Tidak Setuju
|
1
|
3.9 Pengujian Keabsahan Data
3.9.1.1 Uji Validitas
dan Reabilitas
3.9.1.1.1 Uji Validitas
Validitas
menunjukan sejauh mana skor atau nilai ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan
hasil pengukuran atau pengamatan. Validitas pada umumnya dipersalahkan
berkaitan dengan hasil pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan dengan
karakteristik psikologis, hasil pengukuran yang diperoleh sebenarnya
diharapkan dengan menggambarkan atau memberikan skor/nilai suatu karakteristik
lain yang menjadi perhatian utama.
Macam
validitas umumnya digolongkan dalam tiga kategori, yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk
dan validitas eksternal. Untuk mengunjungi apakah pertanyaan-pertanyaan itu
telah mengukur aspek yang sama digunakan validitas konstruk.
Cara
mengukur validitas konstruk yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing
pertanyaam dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment, adapun dari perhitungan
pengujian validitas konstruksi menghasilkan koefisien korelasi diatas 0,30 maka
dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari semua pertanyaan merupakan
data yang valid, sedangkan koefisien korelasi dibawah 0,30 maka data yang
diperoleh merupakan data yang tidak valid (Sugiyono, 2014:126). Dan untuk
menguji validitas ini menggunakan SPSS 16.0.
3.9.1.2 Uji Reliabilitas
Uji
reliabilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa
jauh alat ukur tersebut dapat dipercaya. Kehandalan berkaitan dengan seberapa
jauh suatu alat ukur konsisten apabila pengukuran dilakukan secara berulang
dengan sampel yang berbeda-beda. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
Cronbach's Alpha ((α)) > 0,70 (Riduwan, 2010:118) dalam Diah Susilawati
(2014).
Pengujian
reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Secara
eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest
(stability), equivalent dan gabungan keduanya. Secara Internal, reliabilitas
instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada
instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2013:130).
4.0 Uji Asumsi Klasik
4.0.1 Uji Normalitas
Menurut
Supranto dan Limakrisna (2012:152) dalam Diah Susilawati (2014) bahwa uji
normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari
populasi yang berdustribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar
data berdistribusi secara normal dalam
variabel di dalam penelitian ini. Data yang baik yang dapat dipakai dalam suatu
penelitian adalah data yang telah terdistribusi secara normal.
Uji
Normalitas ini dapat dilakukan dengan melihat pada grafik distribusi normalitas
serta dengan melakukan pengujian Kolmogorov-Smirnov,
dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
1. Angka
signifikan (sig) < 0,05 maka data terdistribusi normal
2. Angka
signifikan (sig) > 0,05 maka data tidak terdistribusi normal
Jika
sebuah variabel memiliki sebaran data yang tidak terdistribusi secara normal,
maka perlu dilakukan penyisihan data yang menyebabkan terjadinya
ketidaknormalan data. Dan pengujian ini menggunakan SPSS 16.0.
3.4.3 Transformasi Data
Transformasi
data berasala dari transform, merubah
bentuk data. Merubah bentuk data dari bentuk asli ke bentuk lain tanpa merubah
datanya. Pada pendekatan analisis jalur sering digunakan tipe data skala likert. Tipe data tersebut mereflesikan
perubahan yang sebelumnya berasal dari suatu konsep yang sudah diubah bentuknya
sehingga dapat diukur (Nazim, 1998 dalam Buku Panduan Penulisan Mahasiswa S1
Manajemen 2013). Analisis jalur membutuhkan perhitungan matematis di dalamnya.
Oleh karena itu, skala pengukuran data yang dibutuhkan minimal berskala likert.
Jika
data yang akan dianalisis berskala likert,
maka perlu ditransformasi terlebih dahulu menjadi skala interval agar dapat digunakan untuk
analisis lebih lanjut. Metode transformasi data tersebut umumnya menggunakan
uji MSI (Method of Successive Interval).
Dalam
analisis secara statistik, terutama pada statistik parametik (statistik yang
tergantung pada distribusi tertentu dan menetapkan adanya syarat-syarat
tertentu tentang parameter populasi seperti pengujian hipotesis dan penaksiran
parameter), diperlukan persyaratan bahwa skala pengukuran sekurang-kurangnya interval, sedangkan bila dari data
penelitian diperoleh data yang memberikan skala pengukuran skala likert, maka harus dinaikkan ke dalam
skala interval dengan menggunakan
metode MSI (Method of Successive
Interval).
Langkah-langkah transformasi data
ordinal ke data interval menurut Riduwan (2012:30) sebagai berikut :
1. Pertama
perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan.
2. Pada
setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4 dan 5 yang
disebut sebagai frekuensi.
3. Setiap
frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi.
4. Tentukan
nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara
berurutan perkolom skor.
5. Gunakan
tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang
diperoleh.
6. Tentukan
nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan
tabel Tinggi Densitas).
7. Tentukan
Nilai Skala dengan menggunakan rumus :
1. Tentukan
nilai transformasi dengan menggunakan rumus :
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis
data yang dimaksud adalah untuk menguji keeratan pengaruh Citra Merek dan
Promosi terhadap Keputusan Pembelian Handphone berbasis Android. Dalam
penelitian ini menggunakan teknik analisis data multivariate. Analisis statistik multivariate merupakan metode statistik yang memungkinkan untuk
melakukan penelitian terhadap lebih dari dua variabel secara bersama dengan
menggunakan teknik analisis ini maka dapat menganalisis pengaruh beberapa
variabel terhadap variabel-variabel lainnya.
3.5.1
Analisis Deskriptif
Analisis
Deskriptif yaitu suatu metode pengumpulan untuk memperoleh bahan-bahan teoritis
yang dapat dijadikan dasar bagi pengkajian masalah. Melalui penelitian ini,
penulis mempelajari buku-buku dan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah
yang dibahas, baik secara langsung maupun tidak langsung. Teknik deskriptif
yang memberikan informasi mengenai data yang dimiliki tidak termasuk menguji
hipotesis.
Analisis
ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai dengan
perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang
bersangkutan. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah mean,
standar deviasi, maksimum
dan minumum. Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang
bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar yang
bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan untuk mengetahui
jumlah terbesar data yang bersangkutan. Minimum digunakan untuk mengetahui
jumlah terkecil data yang bersangkutan.
3.5.1.1 Distribusi Frekuensi
Data
kasar umumnya langsung diperoleh dari hasil pengukuran atau observasi. Data
sedemikian itu dapat juga diperoleh dari hasil pengumpulan data sekunder yang
sudah ada.
Rumus :
k = 1 + 3,322 log n
Dimana :
k = Jumlah kelas
n = Jumlah angka yang terdapat dalam
data
Sumber
: Modul Statistic For Economic 1, 2012.
3.5.1.2 Analisis Rentang Skala
Dalam
penelitian ini, untuk menganalisis data yang berasal dari hasil survvey yang
berasal dari hasil pengukuran yaitu dengan menggunakan instrumen dari skala likert.
Formulasi Analisis Rentang Skala :
Keterangan
:
n
= Jumlah Sampel
m
= Jumlah Alternatif Jawaban (skor 5)
Sehingga
dalam penelitian ini rentang skalanya adalah :
Jumlah sampel sebanyak 143 orang.
Instrumen menggunakan skala likert pada
skala terendah 1 dan skala tertinggi 5. Maka perhitungan skala untuk penilaian
tiap kriteria adalah sebagai berikut :
Skala Terendah = Skor
Terendah x Jumlah Sampel (n)
= 1 x
143
= 143
Skala Tertinggi =
Skor Tertinggi x Jumalh Sampel (n)
= 5 x
143
= 715
Rentang
skala dapat diartikan bahwa setiap penambahan skor rentang skala, maka akan
berubah deskripsi skornya. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel
3.3
Analisis
Rentang Skala
Skala
Skor
|
Rentang
Skala
|
Deskripsi Skor
|
||
Citra Merek
|
Promosi
|
Keputusan Pembelian
|
||
1
|
143
– 257,4
|
Sangat
Tidak Baik
|
Sangat
Tidak Baik
|
Sangat
Tidak Setuju
|
2
|
257,5
– 371,8
|
Tidak
Baik
|
Tidak
Baik
|
Tidak
Setuju
|
3
|
371,9
– 486,2
|
Cukup
Baik
|
Cukup
Baik
|
Cukup
Setuju
|
4
|
486,3
– 606,6
|
Baik
|
Baik
|
Setuju
|
5
|
606,7
– 715
|
Sangat
Baik
|
Sangat
Baik
|
Sangat
Setuju
|
Berdasarkan
hasil perhitungan Tabel 3.3 diatas, maka dapat dinilai rentang skala yang
selanjutnya dapat dipakai untuk mempresiksi Pengaruh Kualitas Citra Merek dan
Promosi terhadap Keputusan Pembelian Handphone berbasis Android.
Rentang Skala diatas dapat digambarkan
melalui Bar Skala atau Bar Scale.
3.5.2 Analisis Verifikatif
Dalam
penelitian ini, analisis verifikatif bermaksud untuk mengetahui hasil
penelitian yang berkaitan dengan Pengaruh Citra Merek dan Promosi terhadap
Keputusan Pembelian Handphone berbasis Android. Dengan metode ini dapat
diketahui berapa besarnya dampak variabel independent berpengaruh terhadap
variabel dependent.
Adapun
analisis verifikatif terdiri dari analisis korelasi dan koefisien determinasi.
Sebelum menggunakan korelasi sebaiknya menganalisis transformasi data dengan
menggunakan metode MSI (Method
of Successive Interval).
3.5.2.1 Analisis Korelasi
Dalam penelitian ini menggunakan
analisis korelasi produk (correlation
product moment). Analisis korelasi
produk moment adalah salah satu pendekatan untuk mengetahui keeratan antara
satu variabel dengan variabel lainnya. Adapun rumus yang digunakan sebagai
berikut :
Dimana
:
r = Korelasi
n = Jumlah sampel
X = Variabel independent
Y = Variabel dependent
Sumber : Sugiyono (2007:212).
Untuk
penafsiran penilaian koefisien korelasi lebih jelas lagi akan dinyatakan pada
tabel dibawah ini. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat hubungan
antara Citra Merek dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian, maka dapat
digunakan pedoman seperti tabel berikut ini :
Tabel 3.4
Pedoman
Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
|
Tingkat Hubungan
|
0,00
– 0,199
|
Sangat
Rendah
|
0,20
– 0,399
|
Rendah
|
0,40
– 0,599
|
Sedang
|
0,60
– 0,799
|
Kuat
|
0,80
– 1,000
|
Sangat
Kuat
|
Sumber
: Sugiyono (2013:135).
3.5.2.2 Koefisien Determinasi
Analisis korelasi dapat
dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi. Untuk mencari pengaruh
varian variabel dapat digunakan teknik statistik dengan menghitung koefisien
determinasi. Koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan koefisien
korelasi yang telah ditemukan dan selanjutnya dikaitkan dengan 100%. Koefisien
determinasi (penentu) dinyatakan dalam persen. (Sugiyono, 2007:177-215).
Rumus
koefisien determinasi :
CD
= r² x 100%
Dimana
:
CD = Seberapa jauh perubahan variabel terikat
r = Koefisien korelasi
Sumber : Sugiyono (2007).
3.5.2.3 Analisis Jalur (Path Analysis)
Untuk menganalisis hubungan antara variabel
yang diteliti yaitu dengan menggunakan analisis jalur (path analysis). David Garson dari North Carolina State University,
mendefinisikan bahwa analisis jalur sebagai "Model perluasan regresi yang
digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih
model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti." Modelnya
digambarkan dalam bentuk gambaran lingkaran dan panah dimana anak panah tunggal
menunjukan sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada masing-masing variabel
dalam suatu model sebagai variabel tergantung (pemberi respon) sedang yang lain
sebagai penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam semua variabel dan
dilakukan juga perhitungan uji keselarasan statistik. (David Gerson, 2003).
Analisis jalur digunakan untuk
menguji pengaruh secara parsial (individual) dan simultan (keseluruhan) dari
variabel bebas (independent) atau
disebut variabel eksogen. Melalui analisis jalur ini ditemukan jalur mana yang
paling tepat dan singkat suatu variabel independent
menuju variabel dependent yang
terakhir dan juga menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas
(eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).
Dalam penelitian ini terdiri atas 3
(tiga) variabel, yakni 1 (satu) variabel eksogen yaitu Kualitas Pelayanan dan 2
(dua) variabel endogen yaitu variabel Promosi dan Kepuasan Pelanggan, maka
hanya terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung yaitu variabel eksogen yang
mempengaruhi kedua variabel endogen. Untuk besarnya pengaruh langsung
dinyatakan oleh koefisien jalur (path
coefficient) lambangnya "ρ".
Berdasarkan kajian teoritik dan uraian
diatas yang melahirkan paradigma penelitian, maka untuk mempermudah pengujian
statistika digambarkan diagram jalur (path
analysis) pada Gambar 3.3 sebagai berikut :
Persamaan
analisis jalur yaitu sebagai berikut :
Dimana :
X1
= Citra Merek
X2
= Promosi
Y
= Keputusan Pembelian
=
Koefisien jalur yang
menggambarkan besarnya pengaruh langung
X terhadap Y
ɛ
= Variabel lain yang tidak
diukur, tetapi mempengaruhi Y
=
Koefisien jalur yang menggambarkan besarnya pengaruh langsung X1
terhadap Y
= Koefisien jalur yang menggambarkan
besarnya pengaruh langsung X2 terhadap Y
rX1rX2 = Korelasi X1 dan X2
3.6 Pengujian Hipotesis
Uji
hipotesis untuk mendeskripsikan ketiga variabel secara statistik adalah sebagai
berikut :
1. Pengujian
korelasi antara Citra merek dan Promosi. (Uji t).
Hₒ : ρX1X2 = 0
|
:
|
Tidak terdapat korelasi antara Citra
Merek dan Promosi
|
Hα : ρX1X2 ≠ 0
|
:
|
Terdapat korelasi antara Citra Merek
dan Promosi
|
Rumus :
dengan dk = n – 2
Hₒ
di tolak bila
Hα
di terima bila
2. Pengaruh
parsial antara Kualitas Pelayanan dan Promosi terhadap Kepuasan Pelanggan pada
Hotel Grand Pangestu Karawang. (Uji t).
Hₒ
: ρYX1 ; ρYX2 = 0
|
:
|
Tidak terdapat pengaruh parsial antara
Citra Merek dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian
Handphone berbasis android.
|
Hα
: ρYX1 ; ρYX2 ≠ 0
|
:
|
Terdapat pengaruh parsial antara Citra
Merek dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Handphone
berbasis android.
|
Rumus :
3. Pengaruh
simultan antara Kualitas Pelayanan dan Promosi Terhadap Kepuasan Pelanggan pada
Hotel Grand Pangestu Karawang. (Uji F).
Hₒ
: ρYX1 ; ρYX2 ; ρX1X2= 0
|
:
|
Tidak terdapat pengaruh simultan antara
Citra Merek dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian
Handphone berbasis android
|
Hα
: ρYX1 ; ρYX2 ; ρX1X2 ≠ 0
|
:
|
Terdapat pengaruh simultan antara Citra
Merek dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Handphone
berbasis android
|
Rumus
:
Komentar
Posting Komentar