makalah komunikasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Komunikasi
Pengertian Komunikasi Secara
Umum adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau
informasi antara dua individu atau lebih dengan efektif sehingga dapat dipahami
dengan mudah. Istilah komunikasi dalam bahasa inggris disebut communication,
yang berasal dari kata communication atau communis yang memiliki
arti sama atau sama yang memiliki makna pengertian bersama. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, pengertian komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan
atau berita dari dua orang atau lebih agar pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan
antara dua orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang
dimaksud dapat dimengerti. Dalam penyampaian atau penerimaan informasi ada dua
pihak yang terlibat yaitu :
1. Komunikator
: Orang / kelompok orang yang
menyampaikan informasi atau pesan
2.
Komunikan : orang atau kelompok orang yang menerima pesan.
Komunikasi adalah satu
usaha praktek dalam mempersatukan pendapat-pendapat, ide-ide, persamaan
pengertian dan persatuan kelompok.
Aktifitas komunikasi memiliki ruang lingkup yang
sangat luas. Apabila kajian komunikasi dihubungkan dengan organisasi timbul
suatu kajian tentang komunikasi organisasi. Organisasi merupakan salah konteks
penting dalam komunikasi.
-
Menurut Everett M. Rogers,
mengemukakan pendapatnya yaitu "Komunikasi adalah suatu proses
dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerimaan atau lebih
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka"
-
Lantas pendapat lain dari Rogers
& O. Lawrence Kincaid "Komunikasi merupakan suatu interaksi
dimana terdapat dua orang atau lebih yang sedang membangun atau melakukan
pertukaran informasi dengan satu sama lain yang pada akhirnya akan tiba dimana
mereka saling memahami dan mengerti"
-
Dan menurut Theodore M. Newcomb,
"Setiap bentuk komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi,
yang terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber untuk
penerima"
-
Menurut Onong Uchjana Effendy komunikasi adalah
proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui
media)
-
Gerald R. Miller “Komunikasi
terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar
untuk mempengaruhi perilaku mereka.”
-
Everett M. Rogers “Komunikasi
adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak
penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.”
-
Carl I. Hovland “Komunikasi
adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan
(biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang
lain”.
-
Bernard Barelson & Garry A. Steiner “Komunikasi
adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya
dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.”
-
James A.F.Stoner “Komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan
pengertian dengan cara pemindahan pesan.”
-
Prof. Drs. H.A.W. Widjaya “ komunikasi
adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok.”
Komunikasi dalam organisasi merupakan proses penyampaian
informasi yang akurat dan pemahaman atas informasi dari suatu unit (pengirim)
ke unit yang lain (penerima) tidak hanya vital dalam perumusan tujuan
organisasi, tetapi juga merupakan peralatan dan sarana penting melalui kegiatan
organisasi.
Komunikasi adalah satu
usaha praktek dalam mempersatukan pendapat-pendapat, ide-ide, persamaan pengertian
dan persatuan kelompok.
Aktifitas komunikasi memiliki ruang lingkup yang sangat
luas. Apabila kajian komunikasi dihubungkan dengan organisasi timbul suatu
kajian tentang komunikasi organisasi. Organisasi merupakan salah konteks
penting dalam komunikasi.
B. Fungsi-fungsi Komunikasi
Komunikasi menjalankan empat
fungsi utama dalam organisasi atau perusahaan yaitu:
i.
Pengendalian
Fungsi komunikasi ini untuk
mengendalikan perilaku anggota dengan beberapa cara. Setiap organisasi
mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh pegawai.
Bila pegawai, misalnya, diminta
untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan
pekerjaan ke atasan langsungnya, sesuai dengan uraian tugasnya, atau sesuai
dengan kebijakan perusahaan, komunikasi itu menjalankan fungsi pengendalian.
Namun komunikasi informal juga mengendalikan perilaku.
ii.
Motivasi
Komunikasi memperkuat motivasi
dengan menjelaskan ke para pegawai apa yang harus dilakukannya.
Seberapa baik mereka bekerja, dan
apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar.
iii.
Pengungkapan
emosi
Komunikasi yang terjadi di dalam
kelompok atau organisasi merupakan mekanisme fundamental dimana para anggota
menunjukkan kekecewaan dan kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi memfasilitasi
pelepasan ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
iv.
Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan dan
kelompok untuk mengambil keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan
mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.
C. Proses Komunikasi
Proses
komunikasi adalah langkah-langkah di antara seorang sumber dan penerimanya yang
menghasilkan transfer dan pemahaman makna. Pesan tersebut disampaikan dari
seorang pengirim kepada seorang penerima. Ia disandikan dengan cara diubah
menjadi suatu bentuk simbolis dan dialihkan melalui perantara (saluran) kepada
penerima, yang lalu menerjemahkan ulang (membaca sandi ) pesan yang diberikan
pengirim.
1) Pengirim
pesan (sender) dan isi pesan / materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk
disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang
menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang
akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal
atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
2) Simbol / isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol
sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer
menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan (tangan,
kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk
mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3) Media / penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti : TV, radio,
surat kabar, papan pengumuman, telepon, dan lainnya. Pemilihan ini dapat
dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan dan
situasi.
4) Mengartikan kode / isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan
seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari
pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti atau dipahaminya.
5) Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan
dari sipengirim meskipun dalam bentuk code atau isyarat tanpa mengurangi arti
pesan yang dimaksud oleh pengirim.
6) Balikan
(feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan
dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang
pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap si penerima pesan Hal
ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan
sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan
oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang
disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang
mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan
itu akan dilaksanakan atau tidak balikan yang diberikan oleh orang lain didapat
dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan.
Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan
yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang
dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan
serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
7) Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi
akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap
situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang
merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan
yang diterimanya.
D.
Arah Komunikasi
Menurut Stephen P. Robbins
(2006), komunikasi dapat mengalir secara vertikal dan horizontal. Dimensi
vertikal dapat dibagi menjadi arah ke bawah dan ke atas.
A.
Ke Bawah
Komunikasi ke bawah yaitu
komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam kelompok atau organisasi ke
tingkat yang lebih bawah. Misalnya para manajer yang berkomunikasi dengan para
bawahannya. Pola ini biasanya digunakan oleh para manajer atau pemimpin
kelompok untuk menetapkan sasaran, memberikan instruksi pekerjaan,
menginformasikan kebijakan dan prosedur ke bawahan, menunjukkan masalah yang
memerlukan perhatian, dan mengemukakan umpan balik tentang kinerja.
B.
Ke Atas
Komunikasi ke atas yaitu
komunikasi yang mengalir ke tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau
organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik ke atasan,
menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke sasaran, dan menyampaikan
masalah-masalah yang dihadapi. Komunikasi ke atas menyebabkan para manajer
menyadari perasaan para karyawan terhadap pekerjaannya, rekan sekerjanya, dan
organisasi secara umum. Dengan komunikasi ke atas juga manajer dapat
mendapatkan gagasan untuk memperbaiki kondisi yang dihadapi.
C.
Lateral (Horizontal)
Komunikasi horizontal yaitu
komunikasi yang terjadi antara anggota kelompok kerja yang sama, baik antar
sesama pekerja ataupun antar sesama manajer. Komunikasi horizontal berfungsi
untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi. Dalam beberapa kasus, hubungan
horizontal ini memberlakukan sanksi formal. Seringkali hubungan ini diciptakan
secara informal utuk mempersingkat hierarki vertical dan mempercepat tindakan.
E. Jenis-Jenis Komunikasi
1) Komunikasi Antar Pribadi
Menurut Stephen P. Robbins,
komunikasi antar pribadi dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Komunikasi lisan
b) Komunikasi tertulis
c) Komunikasi non verbal disebut juga
komunikasi dengan bahasa tubuh
Dari ketiga jenis komunikasi yang
disebutkan Robbins, komunikasi lisan dan komunikasi tulisan dapat disebut
sebagai komunikasi verbal. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa :
Ø Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila
pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata
menjadi penting dalam berkomunikasi.
Ø Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan
bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
Ø Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan
akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda.
Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
Ø Humor dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan
bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa
mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan
satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
Ø Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat
dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
Ø Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya
dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang
disampaikan.
a) Komunikasi Lisan
Sarana utama satu individu melakukan komunikasi dengan individu lainnya
adalah melalui lisan dengan cara berbicara, berpidato, mengobrol, diskusi
kelompok dan lain sebagainya. Salah satu keuntungan dari komunikasi lisan
adalah kecepatan dalam umpan balik yang dihasilkannya. Pesan verbal dapat
disampaikan dan tanggapan diterima dalam waktu yang relatif singkat. Jika
penerima merasa tidak yakin dengan pesan itu, umpan balik yang cepat
memungkinkan deteksi dini oleh pengirim dan karenanya memungkinkan koreksi
dini.
Disamping memilik keuntungan diatas, komunikasi dengan lisan pun memiliki
kerugian. Kerugian terbesar dari komunikasi lisan yang muncul dalam organisasi
adalah ketika pesan yang disampaikan harus melewati sejumlah orang. Semakin
banyak orang yang dilewati oleh pesan itu maka semakin besar pula kemungkinan
pesan tersebut mengalami distorsi. Dalam organisasi, dimana setiap keputusan
dan komunikasi lainnya disampaikan dari atasan kepada bawahan secara verbal
melalui lisan maka hal ini memungkinkan untuk terjadinya distorsi pada pesan
tersebut.
b)
Komunikasi Tulisan
Dalam kehidupan
sehari-hari, kita sudah terbiasa melakukan komunikasi secara tertulis. Diantara
media yang sering digunakan untuk melakukan komunikasi tertulis ini diantaranya
memo, surat, email, fax, sms, laporan berkala organisasi, pengumuman di papan,
bulletin dan alat-alat lain yang dikirimkan via kata-kata secara tertulis.
Salah satu
keuntungan penggunaan komunikasi tulisan ini adalah karena komunikasi tulisan
ini berwujud dan dapat dibuktikan atau dapat dijadikan sebagai bukti. Umumnya,
baik pengirim maupun penerima memiliki catatan komunikasi. Pesan dapat disimpan
dalam waktuyang lama. Jika ada pertanyaan mengenai isi pesan tersebut, maka
secara referensi dicatat dan dapat dijadikan rujukan untuk referensi
selanjutnya.
Kelebihan
seperti ini tentu saja merupakan keuntungan tersendiri bagi sebuah organisasi.
Misalnya saja pesan ini berisi tugas yang harus dikerjakan oleh anggota dari
oragisasi tersebut selama beberapa bulan. Dengan menyampaikannya secara
tertulis, maka ini dapat dijadikan pedoman selama tenggat waktu tertentu atau
selama tugas dan tujuan tersebut belum tercapai.
Manfaat lain
dari komunikasi tertulis/tulisan ini muncul dari prosesnya sendiri. Biasanya
kita akan lebih cermat dan lebih teliti terhadap kata/pesan yang ditulis
daripada kata/pesan yang disampaikan melalui lisan. Dengan demikian komunikasi
tertulis ini lebih memungkinkan untuk dapat difikirkan dengan baik, logis, dan
jelas.
Selain
mempunyai kelebihan seperti telah diutarakan diatas, pesan tertulis juga
mempunyai kekurangan. Pesan tertulis dapat memakan waktu yang relatif lebih
lama daripada pesan yang disampaikan melalui lisan. Dengan demikian meskipun
menulis jauh lebih akurat tetapi menulis juga dapat memakan waktu yang relatif
lama. Kemudian dalam komunikasi tulisan/tertulis juga, umpan baluk yang
diterima relatif lebih lama daripada komunikasi lisan.
c) Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non
verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal
memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non verbal :
a. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah
cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan
mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang
tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk
memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan
kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya.
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih
bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian
yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat
dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri
dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan
merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu
ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila
dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis
atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas
pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti
mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan
seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan
stres.
F. Komunikasi Organisasi
Menurut Stephen P. Robbins,
komunikasi organisasi ini dapat digolongkan menjadi komunikasi jaringan formal,
selentingan, dan mekanisme dengan bantuan komputer yang digunakan oleh
organisasi untuk memudahkan komunikasi.
a. Jaringan kelompok kecil formal
Jaringan organisasi formal ini
bisa jadi sangat rumit, karena bisa jadi mencakup ratusan orang atau puluhan
tingkat hierarki. Stephen P. Robbins menyederhanakan jaringan formal ini
kedalam tiga kelompok kecil yang umum yang masing-masing terdiri dari lima
orang. Tiga jaringan ini adalah rantai, roda, dan semua saluran.
Rantai secara tegas mengikuti
rantai komando yang formal. Jaringan ini hampir sama dengan saluran komunikasi
yang mungkin kita temukan dalam organisasi dengan tiga tingkatan yang kaku.
Roda mengandalkan tokoh sentral yang bertindak sebagai saluran pusat untuk
semua komunikasi kelompok. Jaringan ini merangsang jarinan komunksi yang akan
kita temukan dalam tim dengan pemimpin yang kuat. Jaringan semua saluran memungkinkan
semua anggota kelompok untuk secara aktif untuk saling berkomunikasi. Jaringan
semua saluran ini mungkin paling sering dicirikan dalam praktik yang sering
dilakukan oleh tim swa kelola, dimana semua anggota kelompok bebas memberikan
kontribusi dan tidak ada satu orang pun yang mengambil peran sebagai seorang
pemimpin.
b. Selentingan
Selain system formal tersebut,
dalam komunikasi dikenal juga system informal yang disebut dengan selentingan.
Meskipun selentingan ini bersifat informal, tidakberarti selentingan ini bukan
merupakan sumber informasi yang penting. Misalnya survei terbaru menemukan
bahwa 75% dari karyawan mendengar pertama kali ada masalah dari desas desus
dalam selentingan.
Selentingan mempunyai tiga
karakteristik utama, yaitu:
1.
Selentingan tidak dikendalikan
oleh manajemen.
2.
Selentingan dipersepsikan oleh
kebanyakan karyawan sebagai sumber informasi yang paling dapat dipercaya dan
andal daripada informasi formal yang diumumkan oleh manajemen puncak.
3.
Sebagian besar selentingan
digunakan untuk melayani kepentingan sendiri dari orang-orang di dalamnya.
Selentingan merupakan bagian
penting dari komunikasi kelompok atau organisasi. Selentingan menunjukkan
kepada para manajer isu-isu yang membingungkan yang dianggap oleh para karyawan
dianggap penting dan memicu kecemasan. Oleh karena itu, selentingan bertindak
sebagai filter dan sebagai mekanisme umpan balik, yang mengumpulkan isu-isu
yang dianggap relevan oleh para karyawan. Dan yang lebih penting lagi yaitu
dari perspektif manajerial, adanya kemungkinan menganalisis informasi
selentingan dan meramalkan arahnya.
c. Komunikasi dengan bantuan komputer.
Dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini, memungkinkan pula
komunikasi dalam organisasi diterapkan melalui teknologi komputer. Keuntungan
yang didapat tentu saja dalam hal kecepatan, keakuratan, dan kemudahan. Bsekali
fasilitas untuk melalkukan komunikasi dengan bantuan teknologi komputer ini,
diantaranya :
1) Elektronik Mail (E-Mail)
E-Mail merupakan surat elektronik
menggunakan internet dan diperkaya dengan teknologi yang dibantu komputer.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan menggunakan e-mail ini, yaitu pesan
e-mail dapat ditulis, diedit, dan disimpan dengan cepat. Pesan-pesan yang
dikirim melalui e-mail dapat didistribusikan dan dikirim kepada satu atau
ribuan orang hanya dalam satu kali pengiriman. Dan keuntungan lainnya yaitu
biaya yang dikeluarkanpun relatif murah.
Adapun kelemahan dari e-mail
adalah berlebihnya informasi yang didapatkan. Misalnya saja seseorang bisa
mendapatkan ratusan bahkan ribuan e-mail hanya dalam satu hari. Tentu saja ini
menjadi kendala tersendiri bagi penggunyanya untuk membaca, menyaring, dan
menanggapi e-mail yang masuk tersebut. Kelemahan lainnya yaitu kurangnya muatan
emosional, yang hanya bisa disampaikan melalui pesan suara atau melalui tatap
muka.
1. Hubungan Internet dan Ekstranet
Internet adalah jaringan
informasi privat di seluruh organisasi yang berfungsi seperti situs web tetapi
hanya bisa diakses oleh orang dalam. Dengan menggunakan jaringan internet ini
suatu organisasi dapat berhubungan dengan mudah, cepat, dan murah baik dengan
sesama anggotanya ataupun dengan anggota atau perusahaan-perusahaan lain dalam
menjalankan aktivitas organisasi/kelompoknya.
2) Konferensi Video
Konferensi video adalah perluasan
system internet dan ekstranet. Konfeensi video memungkinkan anggota suatu
kelompok/organisasi bertemu dengan anggota organisasi lain dalam tempat yang
berbeda. Gambar yang diperlihatkan dalam video memungkinkan mereka untuk saling
berkomunikasi.
G. Hambatan Komunikasi yang tidak Efektif
Stephen P. Robbins (2006),
mengatakan bahwa ada enam hal yang dapat menyebabkan komunikasi menjadi tidak
efektif, yaitu:
I.
Penyaringan
Hambatan yang pertama dalam
komunikasi adalah penyarngan. Penyaringan merupakan suatu proses komunikasi
dimana tidak semua informasi disampaikan. Hanya informasi yang dirasa perlua
dan menguntungkan saja yang disampaikan. Tetapi sekiranya informasi itu akan
mendatangkan kerugian maka onformasi tersebut tidak seutuhnya atau bahkan tidak
sama sekali disampaikan.
Sebab utama dari penyaringan
adalah karena adanya jumlah lelvel dalam struktur organisasi. Semakin vertical
level dalam hierarki organisasi, semakin banyak terjadinya peluang penyaringan.
Factor-faktor seperti ketakutan menyampaikan kabar burukdan keinginan untuk
menyenangkan atasan sering menyebabkan seseorang untuk memberi
informasimengenai apa yang mereka pikiringin didengarkan oleh atasan mereka.
Kondisi seperti ini mendistorsi komunikaso ke atas.
II.
Persepsi selektif
Biasanya penerima dalam proses
komunikasi secara selektif menerima dan mendengar berdasarkan kebutuhan,
motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik personal lainnya. Para
penerima juga menjelaskan minat dan harapan mereka ke dalam proses komunikasi.
Dengan adanya persepsi selektif ini memungkinkan bagi kita untuk tidak melihat
realitas tetapi menafsirkan apa yang kita lihat dan menyebutnya sebagai
realitas.
III.
Informasi berlebih
Dalam proses komunikasi
adakalanya seseorang menambah atau mengurangi informasi yang diddapat dan
disampaikannya. Hal ini dikarenakan kapasitas seseorang untuk mengolah data
terbatas. Sehingga ketika informasi yang diterima oleh seseorang melebihi
kapasitasnya yang dapat mereka pilah dan gunakan maka orang akan cenderung
menyeleksi, mengabaikan, melewati, atau melupakan informasi tersebut atau
menghentikan pengolahan sampai situasi berlebih itu lewat. Tidak peduli apakah
akibatnya kehilangan informasi ataupun komunikasi yang efektif.
IV.
Emosi
Emosi dapat mempengaruhi
komunikasi. Misalnya pesan yang diterima seseorang ketika ia sedang marah atau
kesal dibandingkan dengan ketika ia sedang senang atau ceria akan berbeda
tingkat keefektifan komunikasinya.
V.
Bahasa
Dalam bahasa yang kita gunakan
sehari-hari, kerap kali ada kata yang bisa mengandung banyak makna ketika
diucapkan. Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya merupakan tiga dari
variable-variabel yang begitu mempengaruhi bahasa yang digunakan seseorang dan
definisi yang diberikan ke kata-kata itu.
Dalam sebuah organisasi biasanya
terdiri dari anggota yang berbeda-beda, baik latar belakang pendidikan, budaya,
dan usianya. Kemudian mereka juga dibagi-bagi kedalam beberapa hierarki
organisasi sesuai dengan spesialisasinya masing-masing. Masalah dalam memahami
penggunaan bahasa ini adalah anggota organisasi biasanya tidak tahu bagaimana
orang yang dia ajak berinteraksi telah memodofikasi bahasa itu. Para pengirim
cenderung berasumsi bahwa kata-kata dan istilah-istilah yang mereka gunakan
adalah sama, baik bagi dirinya maupun bagi penerima informasi tersebut. Tentu
saja hal semacam ini dapat menjadikan komunikasi menjadi tidak efektif.
VI.
Kegelisahan komunikasi
Menurut Stephen
P. Robbins (2006), diperkirakan 5-20% dalam populasi menderita kegelisahan atau
kecemasan dalam melakukan komunikasi. Seringkali orang merasa takut ketika
berbicara di depan umum. Mereka mengalami ketegangan dan kecemasan yang tidak
pada tempatnya baik dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Berbagai studi
menunjukkan bahwa orang seperti itu selalu menghindari situasi yang menuntut
mereka terlibat dalam komunikasi.
H. Isu-Isu Terbaru dalam Komunikasi
Menurut Stephen P. Robbins (2006), ada empat
isu terkini yang berhubungan dengan komunikasi dalam sebuah organisasi, yaitu :
1.
Penghalang komunikasi antara pria dan wanita
Adakalanya seorang pria merasa
kesulitan untuk berkomunikasi dengan seorang wanita atau dengan kata lain
perbedaan gender seringkali menjadi penghalang dalam melakukan komunikasi yang
efektif. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Deborah Tannen (Stephen
P. Robbins : 2006), yang menjadi penyebab dari hal itu adalah adanya
perbedaan antara pria dan wanita dlam gaya pembicaraan mereka. Biasanya, pria
menggunakan pembicaraan untuk menekankan status sedangkan wanita menggunakannya
untuk mendapatkan koneksi.
Menurut Tannen (Stephen
P. Robbins : 2006), komunikasi merupakan tindakan penyeimbangan yang
berkesinambungan, yang mengubah kebutuhan kebutuhan yang berbenturan menjadi
keakraban dan independensi. Keakraban menekankan kedekatan dan kebersamaan.
Independensi menekankan keterpisahan dan perbedaan. Masalahnya adalah, wanita
berbcara dan mendengar bahasa untuk menciptakan hubungan dan keakraban
sedangkan pria berbicara dan mendengar bahasa untuk menekankan status kekuasaan
dan independensi.
Jadi untuk banyak pria,
pembicaraan merupakan cara untuk mempertahankan independensi dan status dalam
tertib social hierarkis. Sedangkan bagi banyak wanita, pembicaraan merupakan
negosiasi untuk menciptakan kedekatan dimana mereka mencoba mencari dan
memberikan informasi serta dukungan.
2.
Diam sebagai komunikasi
Pengertian diam
dalam konteks komunikasi adalah tidak adanya pembicaraan atau suara, yang
umumnya diabaikan sebagai bentuk komunikasi dalam perilaku organisasi karena
menggambarkan tiadanya tindakan atau perilaku. Tetapi diam kadang bukan berarti
tidak ada tindakan. Diam oleh banyak orang tidak dianggap sebagai gagal
komunikasi, sebaliknya diam dapat menjadi bentuk komunikasi yang sangat kuat.
Diam dapat berarti seseorang sedang memikirkan sesuatu, cemas, takut berbicara,
serta dapat mengisyaratkan kesepakatan, menolak, kecewa, atau marah.
Kegagalan dalam memberikan
perhatianpada bagian diam dari percakapan dapat berakibat kehilagan bagian
penting dari pesan. Komunikasi yang cerdik memperhatikan kesenjangan, jeda, dan
keragu-raguan. Mereka mendengar dan menginterpretasikan. Kadangkala pesan yang
nyata dalam komunikasi terkubur dalam diam (Stephen P. Robbins : 2006).
3.
Komunikasi yang benar secara politis
Secara sederhana, komunikasi politik (political
communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan
aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan
kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan,
komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa
dipahami sebagai komunikasi antara ”yang
memerintah” dan ”yang diperintah”.
Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik yang
kongkretsebenarnya telah dilakukan oleh siapa saja : mahasiswa, dosen, tukang
ojek, penjagawarung, dan seterusnya. Tak heran jika ada yang menjuluki
Komunikasi Politik sebagai neologisme, yakni ilmu yang sebenarnya tak lebih
dari istilah belaka.
Dalam pergaulan sehari-hari
seringkali kita memodifikasikata-kata yang kita gunakan sehingga terkesan lebih
halus dan lebih menjaga perasaan orang lain. Dan ini akan menjadi suatu bekal
bagi kita agar dapat melakukan komunikasi yang efektif. Kita harus peka
terhadap perasaan orang lain. Kata-kata tertentu dapat membuat stereotype,
mengancam, dan menghina individu. Begitupula dalam sebuah organisasi yang
memilik angkatan kerja yang beragam dan hierakri kepemimpinan yang berbeda
pula. Tetapi kadang kitapun mengalami kesulitan untuk memodifikasi suatu kata
yang memiliki ketepatan tertentu sehingga kita sulit untuk memodofikasinya
menjadi sebuah kata yang lebih halus.
Kata-kata merupakan alat promer
untuk melakukan komunikasi. Semakin banyak perbendaharaan kata yang digunakan
oleh pengirim dan penerima, makin besar kesempatan untuk menyampaikan pesan
secara akurat. Dengan menghilangkan kata-kata tertentu dari perbendaharaan,
kita akan lebih sulit untuk melakukan komunikasi secara akurat. Sedangkan bila
kita menggantikan kata-kata dengan istilah yang baru yang maknaya tidak begitu
dipahami, kita telah memperkecil kemungkinan pesan kita akan diterima sesuai
dengan maksud kita.
Kita harus peka dengan pemilihan
kata karena terkadang itu bisa melukai perasaan orang lain. Tetapi kitapun
harus hati-hati dalam menghilangkan atau memodifikasi kata-kata yang kita
gunakan karena hal tersebut bisamenjadi penghalang komunikasi yang efektif.
Intinya adalah kita harus menyadari bahaya dan perlunya menemukan keseimbangan
yang tepat.
4.
Komunikasi lintas budaya
Perbedaan kebiasaan dan kebudayaan
kerap kali enjadipenghalang komunikasi yang efektif. Menurut Stephen P. Robbins (2006), sedikitnya
ada empat masalah yang menjadikan factor budaya ini menjadi penghambat dalam
komunikasi, yaitu:
a.
Hambatan yang disebabkan oleh
semantik
Makna kata bisa berlainan untuk orang yang berbeda. Hal ini dikarenakan
beberapa kata ada yang tidak bisa diterjemahkan kedalam bahasa atau budaya
lain.
b.
Hambatan yang disebabkan oleh konotasi kata
Seringkali dalam bebrapa bahasa terdapat kata yang sama, baik dalam penulisan
meupun dalam pengucapannya, tetapi memiliki makna yang bebeda. Tentu saja hal
ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan menjadikan komunikasi menjadi tidak
efektif.
c.
Hambatan yang disebabkan oleh
perbedaan nada
Setiap daerah atau suku biasanya mempunyai kebudayaan yang berbeda tidak
terkecuali dengan nada berbicara. Bagi orang batak misalnya, mereka sudah
terbiasa berbicara dengan nada yang tingi. Tetapi bagi orang sunda, biasanya
nada yang tingi ini sering diidentikan dengan keadaan marah atau tidak sopen
dalam pembicaraan sehari-hari.
BAB III
KOMUNIKASI
Komunikasi
secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan
oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat
dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan
Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human communication is the process through which individuals
–in relationships, group, organizations and societies—respond to and create
messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah
proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok,
organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi
dengan lingkungan satu sama lain.
Untuk
memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara
efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali
mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The
Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan
bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab
pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What
Effect?
Paradigma
Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai
jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:
1. Komunikator
(siapa yang mengatakan?)
2. Pesan
(mengatakan apa?)
3. Media (melalui
saluran/ channel/media apa?)
4. Komunikan
(kepada siapa?)
5. Efek (dengan
dampak/efek apa?).
A.
KONSEPTUAL KOMUNIKASI
Deddy Mulyana (2005:61-69) mengkategorikan
definisi-definisi tentang komunikasi dalam tiga konseptual yaitu:
1. Komunikasi
sebagai tindakan satu arah.
Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan
searah dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang)
lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat
(selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi
sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi
tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila diterapkan pada komunikasi publik
(pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab. Pemahaman komunikasi dalam konsep
ini, sebagai definisi berorientasi-sumber. Definisi seperti ini mengisyaratkan
komunikasi semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk
menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon orang lain. Dalam konteks
ini, komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan
demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu sesuatu kepada
orang lain atau membujuk untuk melakukan sesuatu.
Beberapa
definisi komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah:
a.
Everet M. Rogers: komunikasi adalah
proses dimana suatu ide dialihkan
dari sumber kepada suatu penerima atau
lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku.
b.
Gerald R. Miller: komunikasi terjadi
ketika suatu sumber menyampaikan
suatu pesan kepada penerima dengan niat
yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.
c.
Carld R. Miller: komunikasi adalah
proses yang memungkinkan seseorang
(komunikator) menyampaikan rangsangan
(biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain
(komunkate).
d.
Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan
komunikasi dipandang sebagai
suatu transmisi informasi terdiri dari
rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.
2. Komunikasi
sebagai interaksi.
Pandangan ini
menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang
arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal,
seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal,
kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik
dari orang kedua, dan begitu seterusnya.
Contoh definisi
komunikasi dalam konsep ini, Shanon dan Weaver (dalam Wiryanto, 2004), komunikasi
adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain,
sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk pada bentuk
komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni , dan
teknologi.
3. Komunikasi
sebagai transaksi.
Pandangan ini
menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis yang secara sinambungan
mengubah phak-pihak yang berkomunikasi. Berdasrkan pandangan ini, maka
orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif
mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan
atau pesan nonverbal.
Beberapa
definisi yang sesuai dengan konsep transaksi:
a.
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss: Komunikasi
adalah proses
pembentukan makna di antara dua orang
atau lebih.
b.
Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson: Komunikasi
adalah proses memahami danberbagi makna.
c.
William I. Gordon : Komunikasi
adalah suatu transaksi dinamis yang
melibatkan gagasan dan perasaan.
d.
Donald Byker dan Loren J. Anderson: Komunikasi
adalah berbagi
informasi antara dua orang atau lebih.
B. Syarat-syarat dalam Komunikasi
Dalam berkomunikasi diperlukan syarat-syarat tertentu dalam penggunaannya.
Syarat-syarat komunikasi adalah sebagai berikut..
·
Source (sumber) :
Source adalah dasar dalam penyampaian pesan dalam rangka memperkuat pesan itu
sendiri. Sumber komunikasi adalah orang, lembaga, buku dan lain-lain.
·
Komunikator : komunikator adalah
pelaku penyampain pesan yang berupa individu yang sedang berbicara atau
penulis, dapat juga berupa kelompok orang, organisasi komunikasi seperti
televisi, radio, film, surat kabar, dan sebagainya.
·
Pesan : pesan adalah keseluruhan
yang disampaikan oleh komunikator. Pesan mempunyai tema utama sebagai pengarah
dalam usaha mengubah sikap dan tingkah laku orang lain.
·
Saluran (channel) : Saluran adalah
komunikator yang digunakan dalam menyampaikan pesan. Saluran komunkasi berupa
saluran formal (resmi) dan saluran informal (tidak resmi). Saluran formal
adalah saluran yang mengikuti garis wewenang dari suatu organisasi, seperti
komunikasi antara pimpinan dan bawahannya, sedangkan saluran informal adalah
saluran yang berupa desas-desus, kabar burung dan kabar angin.
·
Komunikan : komunikan adalah
penerima pesan dalam komunikasi yang berupa individu, kelompok dan massa
·
Effect (hasil) :
effek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi dengan bentuk terjadinya
perubahan sikap dan perilaku komunikan. Perubahan itu bisa sesuai keinginan
atau tidak sesuai dengan keinginan komunikator.
Secara umum, tujuan komunikasi adalah sebagai berikut...
·
Supaya yang disampaikan komunikator
dapat dimengerti oleh komunikan. Agar dapat dimengerti oleh komunikan maka komunikator
perlu menjelaskan pesan utama dengan sejelas-jelasnya dan sedetail
mungkin.
·
Agar dapat memahami orang lain.
Dengan melakukan komunikasi, setiap individu dapat memahami individu yang lain
dengan kemampuan mendengar apa yang dibicarakan orang lain.
·
Agar pendapat kita diterima orang
lain. Komunikasi dan pendekatan persuasif merupakan cara agar gagasan kita
diterima oleh orang lain.
Menggerakkan
orang lain untuk melakukan sesuatu. Komunikasi dan pendekatan persuasif kita
mampu membangun persamaan presepsi dengan orang kemudian menggerakkannya sesuai
keinginan kita.
D. Mengatasi Kendala Komunikasi dalam
Organisasi
Beberapa solusi yang dapat
ditawarkan dalam mengatasi kendala-kendalavyang muncul dalam proses komunikasi
organisasi antara lain :
1.
Hubungan Antar Persona
Menciptakan hubungan intim yang dimiliki
dengan orang-orang lain dalam tingkat pribadi, antar teman, sesama sebaya
ataupun dengan atasan, biasanya disebut hubungan antar persona. Suatu anailisis
khusus tentang hubungan antar pesona menyatakan bahwa kita akan berhasil
menciptakan komunikasi dalam organisasi bila melakukan hal-hal berikut ini:
ü Menjaga kontak pribadi yang akrab
tanpa menumbuhkan perasaan bermusuhan
ü Menetapkan dan menegaskan identitas
kita dalam hubungan dengan orang lain tanpa membesar-besarkan ketidaksepakatan.
ü Menyampaikan informasi kepada
oranglain tanpa menimbulkan kebingunngan, kesalahpahaman, penyimpangan, atau
perubahan lainnya yang disengaja
ü Terlibat dalam pemecahan masalah
yang terbuka tanpa menimbulkan sikap mbertahan
atau menghentikan proses.
ü Membantu orang-orang lainnya untuk
mengembangkan gaya hubungan persona dan antar pesona yang efektif
ü Ikut serta dalam interaksi social
informal tanpa terlibat dalam muslihat
Hubungan antar pesona cenderung
menjadi lebih baik bila kedua belah pihak melakukan hal-hal berikut yaitu
menyampaikan perasaan secara langsung dan dengan cara yang hangat dan
ekspresif, menyampaikan apa yang terjadi dalam lingkungan pribadi mereka
melalui penyingkapan diri, menyampaikan pemahaman yang positif, hangat kepada
satu sama lainnya dengan memberikan respons-respons yang relevan dan penuh
pengertian, bersikap tulus kepada satu sama lain dengan menunjukan sikap
menerima secara verbal maupun non verbal, selalu menyampaikan pandangan positif
tanpa syarat terhadap satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak
menghakimi dan ramah, berterus-terang mengapa menjadi sulit atau bahkan
mustahil untuk sepakat satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak
menghakimi, cermat, jujur, dan membangun.
2.
Hubungan Posisional
Hubungan
posisional ditentukan dengan pendekatan struktur dan tugas-tugas fungsional
anggota organisasi. Menurut Koontz dan O’Donnel (1968) untuk mengatasi
kesalahan umum yang merintangi kinerja efektif dan efisien individu dalam organisasi
yang disebabkan ketidaklancaran proses komunikasi di organisasi adalah:
a. Merencanakan penempatan /
pengaturan jabatan secara benar
Sebagian
dari kegagalan untuk merencanakan dengan benar lebih banyak terletak pada
pengaturan orang-orang dari jabatan yang diberikan dari atasan sehingga pada
akhirnya terjadi kegagalan dalam komunikasi horizontal dan vertikal yang ada
dalam organisasi. Untuk dapat mencairkan kondisi tersebut ada baiknya melakukan
rencana penempatan orang-orang yang ada di organisasi dengan berdasarkan
kemampuan dan kesenioritasan yang diakui oleh individu-individu yang ada dalam
organisasi
b. Berusaha menjernihkan hubungan
Kegagalan untuk
menjernihkan hubungan organisasi menimbulkan kecemburuan, percekcokan,
ketidakamanan, ketidakefisienan,dan pelepasan tanggung jawab lebih banyak dari
kesalahan lainnya dalam pengorganisasian. Untuk itu perlu adanya individu yang
dapat menjadi jembatan untuk mencairkan situasi kebekuan komunikasi horizontal
dan vertikal antar sesama rekan dan antara bawahan – atasan..
3.
Hubungan berurutan
Informasi
disampaikan ke seluruh organisasi formal oleh suatu proses; dalam proses ini
orang dipuncak hierarki mengirimkan pesan ; kepada orang kedua yang kemudian
mengirimkannya lagi kepada orang ketiga. Reproduksi pesan orang pertama menjadi
pesan orang kedua, dan reproduksi pesan orang kedua menjadi pesan orang ketiga.
Tokoh kunci dalam sistem ini adalah pengulang pesan (relayor).
A.G. Smith
(1973) memperkenalkan empat fungsi dasar yang dilakukan seorang pengulang
pesan, yaitu :menghubungkan, menyimpan, merentangkan dan mengendalikan. Para
pengulang pesan adalah orang-orang perantara – penengah antara pengirim dan
penerima. Mereka menghubungkan unit-unit sistem dengan menyelaraskan unit-unit
tersebut satu sama lainnya19.
Adakalanya pengulang pesan mengubah pesan yang dibawanya untuk tujuan
menghasilkan keharmonisan antara unit-unit dalam sistem tersebut, namun
mengubah pesan.
Menurut
Koontz dan O’Donnel (1968) untuk mengatasi kesalahan umum yang merintangi
kinerja efektif dan efisien individu dalam organisasi yang disebabkan
ketidaklancaran proses komunikasi di organisasi adalah:
1) Merencanakan penempatan /
pengaturan jabatan secara benar. Sebagian dari kegagalan untuk merencanakan
dengan benar lebih banyak terletak pada pengaturan orang-orang dari jabatan
yang diberikan dari atasan sehingga pada akhirnya terjadi kegagalan dalam
komunikasi horizontal dan vertikal yang ada dalam organisasi. Untuk dapat
mencairkan kondisi tersebut ada baiknya melakukan rencana penempatan
orang-orang yang ada di organisasi dengan berdasarkan kemampuan dan
kesenioritasan yang diakui oleh individu-individu yang ada dalam organisasi
2) Berusaha menjernihkan hubungan
kegagalan untuk menjernihkan hubungan organisasi menimbulkan kecemburuan,
percekcokan, ketidakamanan, ketidakefisienan, dan pelepasan tanggung jawab
lebih banyak dari kesalahan lainnya dalam pengorganisasian. Untuk itu perlu
adanya individu yang dapat menjadi jembatan untuk mencairkan situasi kebekuan
komunikasi horizontal dan vertikal antar sesama rekan dan antara bawahan –
atasan..
Dalam
mengatasi kendala komunikasi dalam organisasi terdapat beberapa solusi untuk
meminimalisir yaitu menciptakan hubungan intim yang dimiliki dengan orang-orang
lain dalam tingkat pribadi, antar teman, sesama sebaya ataupun dengan atasan,
biasanya disebut hubungan antar pesona. Kemudian perencanaan / pengaturan
jabatan secara benar dan usaha untuk menjernihkan hubungan serta membuat
reproduksi pesan orang pertama menjadi pesan orang kedua, dan reproduksi pesan
orang kedua menjadi pesan orang ketiga. Tokoh kunci dalam sistem ini adalah
pengulang pesan (relayor).
BAB IV
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Beberapa
kesimpulan yang dapat disampaikan dalam tulisan ini antara lain pentingnya
seorang pemimpin dan bawahan untuk dapat membuka komunikasi secara efektif dan
efisien sehingga roda organisasi dapat berjalan dengan lancar dalam mencapai
tujuan (goal) yang telah ditentukan. Kemudian seluruh individu yang tergabung
dalam sistem organisasi hendaknya menyadari perlunya ketanggapsegeraan untuk
meminimalisir hambatan komunikasi yang terjadi dengan melakukan beberapa
pendekatan / solusi yang ditawarkan yaitu menciptakan hubungan yang lebih baik.
Maka itu dikatakan bahwa inti dari kepemimpinan adalah adanya komunikasi yang
berjalan dengan baik.
New Jersey Gambling Sites | TheJTM Hub
BalasHapusNew Jersey Gambling Sites The 계룡 출장샵 gambling 동해 출장안마 industry's new gambling laws have caused more than two 안성 출장안마 dozen states 고양 출장안마 to open up their doors to the 계룡 출장안마